Apabila menilik sejarah, terakhir kali Korea Selatan menaikkan tingkat siaga 'merah' adalah 11 tahun lalu selama wabah Influenza A atau H1N1. Atas penaikan status tersebut, Korea Selatan mendapat reaksi dari Internasional.
Dimulai dari Departemen Luar Negeri AS yang pada Sabtu lalu menaikkan level travel advisory untuk Korea Selatan dari 1 menjadi 2, peringkat kedua dari empat, yang meminta para pelancong untuk menghindari kontak dengan orang sakit.
Langkah Amerika pun diikuti Israel, Pemerintah Israel mendeteksi sejumlah wisatawan Korea Selatan yang sedang berziarah.
Baca Juga: Marak Tempat Pembuangan Sampah Liar, DLH Cirebon Minta Pemilik Tanah Tutup Akses Masuk Warga
"Tujuh belas umat Katolik Korea Selatan dari Provinsi Gyeongsang Utara dan pemandu wisata mereka di Seoul yang melakukan ziarah ke Israel pada awal bulan ini dipastikan telah terinfeksi virus corona," tutur perwakilan KCDC.
Bahkan, sejumlah wisatawan Korea Selatan mendapat penolakan saat baru mendarat di Ben Gurian International Airport.
"Warga Korea Selatan yang naik pesawat Korean Air ditolak masuk di bandara Ben Gurion International, Tel Aviv pada Sabtu malam karena kekhawatiran akan virus itu," tutur perwakilan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Meskipun, tindakan Israel itu dirasa sebagai ketidaknyamanan wisatawan sehingga Korea Selatan pun mengajukan keluhan untuk Israel tidak mengulangi itu lagi.
"Karena tindakan itu diambil tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh Israel, kami telah mengajukan keluhan karena menyebabkan ketidaknyamanan bagi para pelancong kami dan meminta untuk mencegah terulangnya kembali," tutur kementerian itu lagi dan Pemerintah Israel berjanji untuk bekerja sama dengan Korea Selatan.