Fakta itu membawa dampak pada gereja-gereja Katolik di kota-kota Daegu, Gwangju dan di tempat lain telah menangguhkan misa dan pertemuan lainnya.
Baca Juga: Kokohkan Gelar Juara, Jawa Timur Kembali Raih Juara di Final Piala Soeratin U-17 2020
Pun begitu, naiknya tingkat siaga ke level tertinggi memungkinkan pemerintah untuk mengirim sumber daya tambahan ke Kota Daegu dan Cheongdo yang ditetapkan sebagai "zona perawatan khusus" pada Jumat lalu.
"Tingkat siaga juga memungkinkan pemerintah memaksa masyarakat mencegah kegiatan publik dan memerintahkan penutupan sementara sekolah," tutur Menteri Kesehatan Park Neung-hoo.
Menteri Park juga mengatakan Perdana Menteri Chung Sye-kyun akan bertanggung jawab atas keputusan kebijakan terkait wabah virus corona dan itu pertama kalinya Perdana Menteri Korea Selatan melakukan intervensi dari seorang menteri.
"Virus coronavirus lebih menular dan menyebar dengan cepat selama tahap awal wabah. Oleh karena itu diperlukan tindakan pencegahan mengingat kemungkinan bahwa virus tersebut dapat berkembang menjadi penyebaran nasional dari penyebaran komunitas.
“Kami percaya 1-10 hari mendatang akan sangat penting untuk menentukan penyebaran virus corona,” tutur Menteri Kesehatan Park Neung-hoo dalam konferensi persnya.
Di sisi lain, Menteri Pendidikan Yoo Eun-hae yang ikut dalam konferensi pers itu juga mengatakan bahwa mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan menengah akan memulai semester baru pada 9 Maret mendatang.
Baca Juga: Marak Tempat Pembuangan Sampah Liar, DLH Cirebon Minta Pemilik Tanah Tutup Akses Masuk Warga