Dukung Kesehatan Mental Warga Penderita Corona, Ratusan Hotline Telepon Bermunculan di Tiongkok

- 14 Februari 2020, 07:57 WIB
World Health Organization (WHO) Resmi memberi nama COVID-19 pada novel corona virus
World Health Organization (WHO) Resmi memberi nama COVID-19 pada novel corona virus /Twitter

Baca Juga: Wujudkan Mimpi Jadi Kenyataan, Berikut 4 Cara untuk Berhenti Melamun dan Mulai Melakukan Sesuatu

"Saat sejumlah panggilan telah turun ketika saluran lain terbuka, isinya menjadi lebih menantang karena mencatat satu penelepon dengan depresi kronis yang telah melaporkan pikiran bunuh diri yang dipicu oleh rentetan berita buruk. Sehingga, bukan virus (yang menyebabkan gangguan kesehatan itu muncul), tetapi virus yang merangsang itu," tutur Cheng memberikan penjelasan terkait kemunculan hotline dukungan kesehatan mental tersebut.

Sedangkan, seorang psikoterapis bernama Xu Wang di Universitas Tsinghua yang bekerja dengan hotline resmi Kota Beijing mengatakan bahwa sebuah tantangan besar sedang dikerjakan dimana penelepon menunjukkan gejala nyata dari virus dan yang sebaliknya menderita kecemasan.

Diketahui penelepon sering memiliki masalah somatik yang menyatakan tidak bisa makan dengan baik, tidak bisa tidur nyenyak, dan merekan ingin mengetahui apakah dirinya terkena infeksi virus.

Sementara itu, sebuah kelompok sukarelawan yang terdiri lebih dari 400 terapis bernama 'Yong Xin Kang Yi', yang apabila diterjemahkan menjadi 'Gunakan Hati untuk Memerangi Virus', berfokus pada membantu staf medis yang bekerja terlalu keras di Kota Wuhan sebagai pusat wabah.

Pihaknya menyatakan bahwa otrang-orang meninggalkan pesan yang mengatakan bahwa mereka kelelahan dan merasa takut.

Baca Juga: Soal Penolakan Tower Seluler, Ketua RW 11 Sidamulya Selatan Terus Menunggu Langkah Pihak DPRD 

"Para dokter tidak tahu apakah mereka akan terinfeksi atau jika rekan kerja mereka atau akan terinfeksi, dan mereka tidak tahu seberapa buruk penyebarannya,"tambah Cui.

Aktivitas kemunculan ratusan hotline ini dinilai peneliti medis dari Universitas Peking sebagai salah satu dari enam strategi kunci untuk mengatasi tekanan mental pada staf layanan kesehatan, pasien, dan masyarakat akibat wabah coronavirus.

Salah seorang peneliti mempercayai bahwa memasukkan perawatan kesehatan mental dalam sistem darurat kesehatan masyarakat nasional akan memberdayakan Tiongkok dan dunia selama kampanye untuk mengendalikan dan memberantas Covid-19.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x