Pejabat Militer AS Singgung Perjanjian Trump dan Taliban Soal Penarikan Pasukan, Sebut Berikan Efek 'Merusak'

- 1 Oktober 2021, 10:15 WIB
Dalam peninjauan lanjut penarikan pasukan AS dari Afghanistan, pejabat militer singgung efek 'merusak' perjanjian Trump dan Taliban.
Dalam peninjauan lanjut penarikan pasukan AS dari Afghanistan, pejabat militer singgung efek 'merusak' perjanjian Trump dan Taliban. /REUTERS/Mustafa Andaleb

PR CIREBON – Pejabat militer senior di Amerika Serikat (AS) menyalahkan runtuhnya pemerintah dan pasukan di Afghanistan dengan kesepakatan mantan Presiden Donald Trump bersama Taliban pada 2020.

Pada 2020 lalu, saat Donald Trump masih menjabat sebagai Presiden AS, ia dan Taliban menjanjikan penarikan penuh pasukan dari Afghanistan.

Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat, mengatakan bahwa saat pasukan AS hanya terdiri dari 2.500 orang sebagai upaya awal penarikan yang dijanjikan Donald Trump dan Taliban, hal itu terus memberikan efek.

Baca Juga: 10 Manfaat Belimbing untuk Kesehatan, Si Buah Bintang dari Iklim Tropis

“Penandatanganan perjanjian Doha memiliki efek yang sangat merusak pada pemerintah Afghanistan dan militernya, terutama secara psikologis, tetapi kami menetapkan tanggal pasti kapan kami akan pergi dan kapan bantuan berakhir,” kata McKenzie.

Dia merujuk pada perjanjian 29 Februari 2020 yang ditandatangani pemerintahan Trump dengan Taliban di Doha, Qatar.

Dalam perjanjian itu, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, AS berjanji untuk menarik pasukan sepenuhnya pada Mei 2021 dan Taliban berkomitmen pada beberapa syarat, termasuk menghentikan serangan terhadap AS dan pasukan koalisi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 1 Oktober 2021: Capricorn, Aquarius, dan Pisces Pikirkan Dulu Sebelum Anda Berbicara Apapun

Tujuan yang dinyatakan dalam perjanjian itu adalah untuk mempromosikan negosiasi damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Akan tetapi, upaya diplomatik itu gagal dilakukan sebelum mantan Presiden AS Donald Trump digantikan oleh Presiden Joe Biden pada Januari.

Presiden AS yang baru pun mendorong rencana penarikan pasukan tetapi memperpanjang batas waktu hingga 31 Agustus.

Baca Juga: Nagita Slavina Unggah Foto Bareng Aurel Hermansyah, Paula Verhoeven, dan Lesti Kejora, Hal Ini Jadi Sorotan

McKenzie mengatakan dia juga percaya untuk beberapa waktu bahwa jika AS mulai mengurangi jumlah penasihat militernya di Afghanistan di bawah 2.500, runtuhnya pemerintah di Kabul tidak akan terhindarkan dan militer akan mengikuti.

Dia mengatakan selain efek penurunan moral dari perjanjian Doha, pengurangan pasukan yang diperintahkan oleh Joe Biden pada bulan April adalah faktor berpengaruh lain.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin, bersaksi bersama McKenzie, mengatakan dia setuju dengan analisis McKenzie.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 1 Oktober 2021: Libra Keras Kepala dan Scorpio yang Harus Bertanggung Jawab

Dia menambahkan bahwa perjanjian Doha juga mengikat AS untuk mengakhiri serangan udara terhadap Taliban, sehingga kelompok bersenjata menjadi lebih kuat.

Perjanjian Doha juga membuat Taliban meningkatkan operasi serangan mereka terhadap pasukan keamanan Afghanistan yang membuat negara itu kehilangan banyak orang.

Sidang tersebut adalah bagian dari apa yang kemungkinan akan menjadi tinjauan kongres yang diperpanjang atas kegagalan AS di Afghanistan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 1 Oktober 2021: Libra, Scorpio, dan Sagitarius Bangun Kepercayaan Dirimu

Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, telah mengatakan sebelumnya dalam sidang serupa di Senat bahwa perang di Afghanistan adalah kegagalan strategis.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah