Pentagon: AS Berhasil Menguji Senjata Hipersonik yang Miliki Kecepatan 5 Kali Lebih Cepat dari Suara

- 28 September 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi. Pentagon menuturkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah berhasil melakukan uji coba terhadap senjata hipersonik.
Ilustrasi. Pentagon menuturkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah berhasil melakukan uji coba terhadap senjata hipersonik. /Pixabay/SpaceX-Imagery

Diketahui, senjata hipersonik bergerak di atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, atau sekitar 6.200 kilometer (3.853 mil) per jam.

"Rudal itu, yang dibuat oleh Raytheon Technologies, dilepaskan dari pesawat beberapa detik sebelum mesin scramjet (ramjet pembakaran supersonik) Northrop Grumman menyala," kata DARPA.

Baca Juga: Jawab Pernyataan Rizal Ramli Soal Mewakafkan Hidup untuk Indonesia, Ferdinand Hutahaean: Kau Tak Bisa Apa-apa!

Sementara itu, presiden unit bisnis Pertahanan Rudal Raytheon, Wes Kremer menuturkan  DoD (Departemen Pertahanan) telah mengidentifikasi senjata hipersonik dan kemampuan kontra-hipersonik sebagai prioritas teknis tertinggi untuk keamanan negara AS.

"Amerika Serikat, dan sekutu kami, harus memiliki kemampuan untuk menghalangi penggunaan senjata ini dan kemampuan untuk mengalahkan mereka," imbuhnya.

Adapun, analis di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Tom Karako mengatakan kepada Reuters bahwa investasi dalam serangan hipersonik telah mulai membuahkan hasil, ini menjawab kemajuan yang telah dibuat oleh negara-negara seperti Rusia dan Tiongkok.

Baca Juga: Ramalan Hari Keberuntungan Zodiak Aries, Gemini, Taurus, dan Libra pada Minggu Ini, hingga 2 Oktober 2021

Pada 2019, Raytheon bekerja sama dengan Northrop Grumman untuk mengembangkan dan memproduksi mesin untuk senjata hipersonik.

Teknologi mesin scramjet Northrop menggunakan kecepatan tinggi kendaraan untuk secara paksa memampatkan udara yang masuk sebelum pembakaran untuk memungkinkan penerbangan berkelanjutan pada kecepatan hipersonik.

"Kendaraan HAWC beroperasi paling baik di atmosfer yang kaya oksigen, di mana kecepatan dan kemampuan manuver membuatnya sulit untuk dideteksi secara tepat waktu," kata DARPA dalam sebuah pernyataan.

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x