Pertama, ada kekeringan regional, kemudian pandemi Covid-19, dan kini pengambilalihan Taliban.
"Saya tidak ingin mengatakan keruntuhan ekonomi, tetapi saya pikir itu akan menjadi situasi ekonomi yang sangat menantang atau sulit," kata Ahmady, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari DNA India.
Baca Juga: Black Box Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Papua Berhasil Ditemukan, Tiga Jenazah Awak Dievakuasi
Setelah pengambilalihan Taliban, Barat dan fokus media dunia telah lebih pada Taliban, yang akan memimpin negara itu.
Apa yang akan menjadi pendiriannya pada janji-janji sebelumnya untuk melindungi hak-hak perempuan atau menawarkan perlindungan kepada kelompok-kelompok militan.
Akan tetapi tidak ada yang berbicara tentang kondisi ekonomi dan bagaimana rakyat Afganistan akan bertahan.
Baca Juga: Rizky Billar Unggah Foto Pakai Kupluk: Takut Ketuker Sama...
Donor internasional telah menjanjikan lebih dari 1 miliar dolar Amerika untuk mencegah apa yang diperingatkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai 'runtuhnya seluruh negara'.
Tetapi sampai sekarang, belum ada tanda-tanda untuk membuka blokir lebih dari 9 miliar dolar cadangan devisa yang disimpan di luar Afghanistan.
Mantan orang dalam dan pengamat luar mengatakan ekonomi lokal mungkin beberapa hari lagi akan mengalami kehancuran.