Korea Utara Luncurkan Uji Coba Rudal Jarak Jauh, AS Sebut Tetap Siap untuk Berdialog

- 14 September 2021, 08:45 WIB
AS mengatakan mereka tetap siap untuk melakukan dialog meskipun Korea Utara telah meluncurkan uji coba rudal jarak jauhnya.
AS mengatakan mereka tetap siap untuk melakukan dialog meskipun Korea Utara telah meluncurkan uji coba rudal jarak jauhnya. /Pixabay.com/geralt

PR CIREBON – Juru bicara Gedung Putih mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) tetap siap untuk terlibat dialog diplomasi dengan Korea Utara.

Hal itu diutarakan pada Senin, 13 September 2021, usai Korea Utara mengumumkan telah menguji coba rudal jelajah jarak jauh baru selama akhir pekan.

Dalam uji cobanya rudalnya, media lokal pemerintah Korea Utara mengatakan mereka siap untuk melawan maneuver militer dari musuh.

Baca Juga: Uji Coba Misil Korea Utara Disebut Pentagon sebagai Ancaman Kepada Amerika Serikat!

"Posisi kami tidak berubah ketika menyangkut Korea Utara, kami tetap siap untuk terlibat dialog," kata wakil sekretaris pers utama Karine Jean-Pierre, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Para analis menyebutkan bahwa uji coba rudal jarak jauh itu bisa menjadi senjata pertama Korea Utara dengan kemampuan nuklir.

Pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan indikasi awal adalah bahwa Korea Utara telah melakukan tes semacam itu.

Baca Juga: 5 Alasan Rose BLACKPINK Pantas Menghadiri Met Gala, Salah Satunya Duta Saint Laurent Global

Kantor berita resmi Korea Utara mengatakan rudal itu adalah senjata strategis yang sangat penting.

Rudal terbang sejauh 1.500 km sebelum mengenai target mereka dan jatuh ke perairan teritorial negara itu selama uji coba pada akhir pekan.

Rudal jelajah Korea Utara biasanya kurang diminati daripada rudal balistik karena tidak secara eksplisit dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Jokowi Umumkan Bebas Masker dan Kegiatan Kembali Normal?

Namun, para analis mengatakan menyebutnya strategis bisa berarti itu adalah sistem berkemampuan nuklir.

Tidak jelas apakah Korea Utara telah menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk membangun hulu ledak yang cukup kecil untuk dibawa pada rudal jelajah.

Akan tetapi, pemimpin Kim Jong Un mengatakan awal tahun ini bahwa mengembangkan bom yang lebih kecil adalah tujuan utama.

Baca Juga: Inul Sedih Ditinggal Vicky, Kalina Ocktaranny: Terimakasih Sudah Dukung Kita

Komando Indo-Pasifik militer AS (INDOPACOM) mengatakan kegiatan itu menyoroti fokus berkelanjutan Korea Utara.

Fokus itu termasuk pengembangan program militernya dan ancaman yang ditimbulkan terhadap tetangganya dan komunitas internasional.

"Kami telah melihat laporan-laporan ini, dan saya pikir ini adalah pengingat lain bahwa keterlibatan diplomatik adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan denuklirisasi yang lengkap dan dapat diverifikasi di Semenanjung Korea," ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Baca Juga: 3 Varian Baru Covid-19 Hantui Indonesia, Pemerintah Kawal Mobilitas Internasional

Kepala negosiator nuklir dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang akan bertemu minggu ini di Tokyo untuk membahas bagaimana melanjutkan upaya membujuk Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mengatakan terbuka untuk diplomasi untuk mencapai hal ini, tetapi tidak menunjukkan kesediaan untuk meringankan sanksi terhadap Korea Utara.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x