“Jika kita menganggap Covid-19 akan terus bermutasi dan tetap bersama kita, seperti halnya influenza, maka kita harus mengantisipasi secara bertahap menyesuaikan strategi vaksinasi dengan penularan endemik, dan mengumpulkan pengetahuan yang sangat berharga tentang dampak suntikan tambahan,” sambungnya.
Ahli epidemiologi sekarang menyarankan, tidak realistis bahwa kekebalan kelompok dapat dicapai hanya dengan penggunaan vaksin, meskipun vaksin tetap penting untuk menahan pandemi.
Baca Juga: WHO Sebut Varian Baru Covid-19 Mu dari Kolombia Bisa Jadi Kebal Terhadap Vaksin
Hans Kluge menambahkan, tingkat vaksinasi yang tinggi juga diperlukan untuk "membebaskan tekanan dari sistem perawatan kesehatan" yang sangat dibutuhkan untuk mengobati penyakit lain yang didorong oleh Covid-19.
Diketahui, varian Covid-19 Delta dianggap 60 persen lebih mudah menular daripada varian dominan sebelumnya Alpha, dan dua kali lebih menular dari virus aslinya.
Semakin menular virus, maka semakin tinggi bar untuk mencapai kekebalan kawanan, yaitu ketika cukup banyak orang yang kebal sehingga virus berhenti beredar.
Baca Juga: Kecewa dengan Vaksin Covid-19 yang Tidak Merata, Kepala WHO Tedros Serukan Moratorium
Hal itu dapat diperoleh baik dengan vaksinasi atau infeksi alami.
Seperti diketahui, hingga saat ini, sejumlah negara di dunia masih berperang melawan gelombang baru Covid-19 setelah kemunculan varian Delta yang lebih mudah menular.***