Kepala WHO Eropa Pesimis Bahwa Vaksin Dapat Mengakhiri Pandemi Covid-19, Begini Penjelasannya!

- 11 September 2021, 16:45 WIB
Illustrasi. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa Hans kluge menuturkan bahwa dirinya meragukan vaksin dapat mengakhiri pandmei Covid-19.
Illustrasi. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa Hans kluge menuturkan bahwa dirinya meragukan vaksin dapat mengakhiri pandmei Covid-19. /pixabay/Torstensimon

PR CIREBON- Pada hari Jumat, 10 September 2021, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa pesimis tentang kemampuan vaksin untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

Bukan tanpa alasan, kepala WHO Eropa mengatakan, hal itu dikarenakan muculnya varian baru dari Covid-19, telah menghancurkan harapan untuk mencapai kekebalan melalui vaksin.

Lebih lanjut, kepala WHO Eropa itu menambahkan, hal ini juga dihadapkan dengan kemungkinan bahwa Covid-19 mungkin ada selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Geram, WHO Peringatkan Negara Kaya untuk Tidak Tawarkan Booster Vaksin Covid-19: Tidak akan Tinggal Diam

"Pejabat kesehatan sekarang harus mengantisipasi bagaimana secara bertahap menyesuaikan strategi vaksinasi kami, khususnya pada pertanyaan tentang dosis tambahan", kata Hans Kluge, dikutip PikiranRakya-Cirebon.com dari Korea Times.

Pada bulan Mei, direktur WHO mengatakan pandemi akan berakhir begitu dunia mencapai cakupan minimum 70 persen dalam vaksinasi Covid-19.

Ditanya oleh AFP apakah angka itu masih menjadi target atau apakah lebih banyak orang perlu divaksinasi, Hans Kluge mengakui bahwa situasinya telah berubah karena varian baru Virus Corona yang lebih menular, seperti Delta.

Baca Juga: WHO Mencari Vaksin Covid-19 untuk Negara Miskin: Saatnya untuk Kepemimpinan Sejati, Bukan Janji Kosong

"Saya pikir itu membawa kita ke titik bahwa tujuan vaksinasi adalah yang pertama dan terutama untuk mencegah penyakit yang lebih serius, dan itu adalah kematian," katanya.

“Jika kita menganggap Covid-19 akan terus bermutasi dan tetap bersama kita, seperti halnya influenza, maka kita harus mengantisipasi secara bertahap menyesuaikan strategi vaksinasi dengan penularan endemik, dan mengumpulkan pengetahuan yang sangat berharga tentang dampak suntikan tambahan,” sambungnya.

Ahli epidemiologi sekarang menyarankan, tidak realistis bahwa kekebalan kelompok dapat dicapai hanya dengan penggunaan vaksin, meskipun vaksin tetap penting untuk menahan pandemi.

Baca Juga: WHO Sebut Varian Baru Covid-19 Mu dari Kolombia Bisa Jadi Kebal Terhadap Vaksin

Hans Kluge menambahkan, tingkat vaksinasi yang tinggi juga diperlukan untuk "membebaskan tekanan dari sistem perawatan kesehatan" yang sangat dibutuhkan untuk mengobati penyakit lain yang didorong oleh Covid-19.

Diketahui, varian Covid-19 Delta dianggap 60 persen lebih mudah menular daripada varian dominan sebelumnya Alpha, dan dua kali lebih menular dari virus aslinya.

Semakin menular virus, maka semakin tinggi bar untuk mencapai kekebalan kawanan, yaitu ketika cukup banyak orang yang kebal sehingga virus berhenti beredar.

Baca Juga: Kecewa dengan Vaksin Covid-19 yang Tidak Merata, Kepala WHO Tedros Serukan Moratorium

Hal itu dapat diperoleh baik dengan vaksinasi atau infeksi alami.

Seperti diketahui, hingga saat ini, sejumlah negara di dunia masih berperang melawan gelombang baru Covid-19 setelah kemunculan varian Delta yang lebih mudah menular.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x