AS Berencana Buka Kembali Konsulat di Yerusalem, Israel: Itu Ide yang Buruk

- 2 September 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi Yerusalem - Israel menyebut rencana AS untuk membuka kembali konsulat di Yerusalem sebagai hubungan diplomatik dengan Palestina adalah ide buruk.
Ilustrasi Yerusalem - Israel menyebut rencana AS untuk membuka kembali konsulat di Yerusalem sebagai hubungan diplomatik dengan Palestina adalah ide buruk. /Pixabay/max_gloin/

PR CIREBON – Israel menanggapi rencana Amerika Serikat (AS) untuk membuka kembali konsulat di Yerusalem.

Konsulat AS di Yerusalem itu secara tradisional menjadi basis untuk menjangkau hubungan diplomatik ke Palestina, yang disebut Israel sebagai ide buruk.

Menurut Israel, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, jika AS kembali membuka konsulat di Yerusalem maka hal itu dapat menggoyahkan pemerintahan baru Perdana Menteri Naftali Bennett.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Hari Ini, 2 September 2021: Aries, Taurus, dan Gemini Kesuksesan Pasti akan Datang Padamu

Pemerintahan Donald Trump sebelumnya mengisyaratkan dukungan untuk klaim Israel atas Yerusalem sebagai ibu kotanya dengan memindahkan kedutaan AS ke sana dari Tel Aviv.

Rencana Donald Trump itu adalah salah satu dari beberapa gerakan yang membuat marah orang-orang Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan.

Presiden Joe Biden telah berjanji untuk memulihkan hubungan dengan Palestina, mendukung solusi dua negara dan bergerak maju dengan membuka kembali konsulat.

Baca Juga: Sebut Upaya AS Selama di Afghanistan Sia-sia, Vladimir Putin: Hasilnya Hanya Tragedi dan Kerugian

Konsulat tersebut telah ditutup sejak 2019, dengan urusan Palestina ditangani oleh kedutaan.

"Kami pikir itu ide yang buruk," kata Menteri Luar Negeri Yair Lapid pada konferensi pers terkait rencana AS itu.

"Yerusalem adalah ibu kota berdaulat Israel dan hanya Israel, dan oleh karena itu kami pikir itu bukan ide yang bagus.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Hari Ini, 2 September 2021: Cancer, Leo, dan Virgo Luangkan Waktu untuk Hargai Hal Luar Biasa

"Kami tahu bahwa pemerintahan Joe Biden memiliki cara berbeda dalam melihat ini, tetapi karena itu terjadi di Israel, kami yakin mereka mendengarkan kami dengan sangat hati-hati," tambahnya.

Wasel Abu Youssef, seorang pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan bahwa penolakan Israel terhadap pembukaan konsulat memang sudah diduga.

Baca Juga: Sempat Terpapar Covid-19, Ayah Vicky Prasetyo Meninggal Dunia

"Mereka berusaha mempertahankan status quo dan memblokir solusi politik apa pun,” jelasnya.

Terkait pernyataan Menteri Luar Negeri Israel itu, juru bicara Kedutaan Besar AS ikut menanggapi.

"Seperti yang diumumkan Menteri Blinken pada bulan Mei, Amerika Serikat akan melanjutkan proses untuk membuka kembali konsulat kami di Yerusalem. Kami tidak memiliki informasi tambahan untuk dibagikan saat ini," ujarnya.

Baca Juga: Kode Redeem PUBG 2 September 2021: Segera Klaim Kodenya Sebelum Diambil Pemain Lain!

Juru bicara itu mengatakan AS tidak membatalkan keputusannya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem atau pengakuannya atas kota itu sebagai ibu kota Israel.

Israel merebut timur kota, bersama dengan Tepi Barat dan Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967.

Negara itu menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi, status yang tidak diakui secara internasional.

Baca Juga: Parah! Pasien Covid-19 di Thailand Diduga Gelar Pesta Seks di Rumah Sakit

Bennett, seorang nasionalis di atas koalisi lintas-partisan, menentang kenegaraan Palestina. Pembukaan kembali konsulat dapat mengganggu ketenangan pemerintah Bennett, yang mengakhiri masa jabatan perdana menteri jangka panjang Benjamin Netanyahu.

"Kami memiliki struktur pemerintah kami dan kami pikir ini mungkin mengacaukan pemerintah dan saya tidak berpikir pemerintah Amerika menginginkan ini terjadi," katanya.

Lapid juga menurutkan bahwa perpecahan di antara warga Palestina menimbulkan keraguan tentang prospek diplomasi.

Baca Juga: Update Kode Redeem FF 2 September 2021: Dapatkan Diamonds dan Berbagai Item Lainnya

"Saya sangat percaya pada solusi dua negara, tetapi kita harus mengakui fakta bahwa rencana ini tidak layak dalam situasi sekarang," pungkasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah