Sebut Upaya AS Selama di Afghanistan Sia-sia, Vladimir Putin: Hasilnya Hanya Tragedi dan Kerugian

- 2 September 2021, 08:30 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik AS dengan mengatakan upaya negara itu di Afghanistan sia-sia dan hanya menghasilkan tragedi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik AS dengan mengatakan upaya negara itu di Afghanistan sia-sia dan hanya menghasilkan tragedi. /Kremlin via Reuters

PR CIREBON – Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa keberadaan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan tidak menghasilkan apa-apa.

Menurut Vladimir Putin, kampanye AS selama 20 tahun di Afghanistan berakhir dengan tragedi dan upaya tentara menanamkan norma-norma mereka di negara itu adalah sia-sia.

Vladimir Putin mengutarakan pendapatnya terkait AS dan Afghanistan pada Rabu, 1 September 2021 waktu setempat di Vladivostok, Rusia.

Baca Juga: Update Kode Redeem FF 2 September 2021: Dapatkan Diamonds dan Berbagai Item Lainnya

“Pasukan Amerika hadir di wilayah itu (Afghanistan) selama 20 tahun, dan selama 20 tahun itu mereka berusaha untuk membudayakan masyarakat lokal,” terangnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Namun, lanjut Vladimir Putin, pada kenyataannya untuk memaksakan norma dan standar hidup mereka hanya menghasilkan tragedi.

“Hasilnya hanyalah tragedi dan kerugian bagi Amerika Serikat dan terutama bagi orang-orang yang tinggal di wilayah Afghanistan. Ini adalah hasil nol, jika tidak negatif.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Jokowi Umumkan PPKM Dilanjutkan Sampai Hari Kiamat?

“Tidak mungkin memaksakan sesuatu dari luar,” ia menambahkan.

Pemimpin Rusia ini memiliki rekam jejak mengkritik negara-negara Barat karena mencoba memaksakan nilai-nilai mereka pada negara-negara non-Barat.

Moskow juga secara teratur mengecam kebijakan AS di Afghanistan, yang sekarang dikendalikan oleh Taliban setelah pengambilalihan.

Baca Juga: Kelewat Mesra, Foto Amanda Manopo dan Arya Saloka Tuai Reaksi Netizen

Kelompok itu mengejutkan para pemimpin dan pengamat Barat dengan kemajuan pesatnya menjelang penarikan Amerika pada 31 Agustus.

Pekan lalu, Putin mengatakan Rusia tidak akan ikut campur di Afghanistan dan bahwa Moskow telah belajar dari pendudukan Soviet di negara itu.

Moskow terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukan Soviet pada 1989.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo: Alex Ferguson 'Kunci Utama' di Balik Kembalinya Saya ke Man Utd

Putin juga mengeluh tentang negara-negara Barat yang mencoba menempatkan pengungsi Afghanistan di negara-negara Asia Tengah yang bersekutu dengan Moskow.

Ia mengatakan khawatir bahwa paham radikal akan menyebar ke negara-negara yang bersahabat dengannya.

Pada saat yang sama, Moskow optimis dan berhati-hati tentang kepemimpinan baru di Kabul, dengan mengatakan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri.

Baca Juga: Fakta atau Hoaks: Benarkah Kunyah Cengkeh-Kayu Manis Bisa Tingkatkan Kadar Oksigen dalam Darah?

Namun di dalam negeri, Taliban masih terdaftar sebagai organisasi teroris.

Rusia telah mengevakuasi ratusan orang dari Afghanistan dan berencana untuk melakukan penerbangan lebih lanjut.

Sedangkan perwakilan khusus Putin di Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan pekan lalu bahwa kedutaan Moskow sedang bekerja untuk menjalin hubungan dengan penguasa baru Taliban.

Baca Juga: Singgung Soal Pemahaman 'Mural Kritik' yang Dianggap Masih Abu-abu, Ridwan Kamil: Pemural Jangan Baperan

Rusia siap membantu membangun kembali ekonomi Afghanistan, ungkap Kabulov, mendesak negara-negara Barat untuk tidak membekukan aset keuangan pemerintah Afghanistan.

"Kami menjalin hubungan (dengan pejabat Taliban), kedutaan kami di Kabul bekerja cukup aktif dalam hal ini," katanya.

"Kami telah memiliki kontak seperti itu untuk waktu yang lama dan kami akan bekerja lebih jauh," tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x