"Afghanistan telah mampu membebaskan diri dari pendudukan militer asing," kata juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Wang Wenbin.
"Rakyat Afghanistan telah mengantarkan awal baru bagi perdamaian dan rekonstruksi nasional, dan Afghanistan telah membuka halaman baru," tambahnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.
Kedutaan Tiongkok di Kabul tetap beroperasi meskipun Beijing mulai mengevakuasi warga Tiongkok dari negara itu beberapa bulan lalu karena keamanan yang memburuk.
Namun Beijing belum mengakui Taliban sebagai pemerintah de facto, dan waspada terhadap kelompok militan yang memberikan dukungan kepada etnis Uyghur.
"Kami berharap Afghanistan akan membentuk pemerintahan yang terbuka, inklusif, dan mewakili secara luas dan dengan tegas menindak semua jenis kekuatan teroris," kata Wang.
Baca Juga: Hewan yang Kamu Lihat Pertama akan Mengungkap Jika Dirimu Seorang Ahli Strategi atau Ahli Taktik!
Delegasi tingkat atas Taliban bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Tianjin bulan lalu, dan berjanji bahwa Afghanistan tidak akan digunakan sebagai basis bagi militan.
Menurut para analis, gagi Beijing, pemerintahan yang stabil dan kooperatif di Kabul akan membuka jalan bagi perluasan upaya infrastruktur luar negerinya.
Taliban, sementara itu, diduga menganggap Tiongkok sebagai sumber investasi dan dukungan ekonomi yang penting.