Bom Bunuh Diri Meledak di Bandara Kabul Afghanistan, Warga Sipil hingga Marinir AS Dilaporkan Tewas

- 27 Agustus 2021, 05:20 WIB
Bom bunuh diri menyebabkan 2 ledakan di bandara Kabul yang penuh dengan warga sipil dan menewaskan mereka serta marinir AS.
Bom bunuh diri menyebabkan 2 ledakan di bandara Kabul yang penuh dengan warga sipil dan menewaskan mereka serta marinir AS. /Reuters/ HO/

PR CIREBON – Sedikitnya dua ledakan bom bunuh diri menyerang gerbang padat bandara Kabul dengan pada Kamis, 26 Agustus 2021 waktu setempat.

Bom bunuh diri itu menewaskan banyak warga sipil yang berada di sekitar bandara Kabul dan 12 pasukan AS, termasuk 4 marinir.

Selain itu, bom bunuh diri di bandara Kabul juga secara efektif menghentikan evakuasi yang dilakukan negara-negara Barat bagi warga Afghanistan yang putus asa untuk melarikan diri.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Debut Solo Lisa BLACKPINK yang Harus BLINK Ketahui, Ada 2 Lagu yang Disiapkan Lho!

Sejauh ini belum ada total korban tewas yang dilaporkan, tetapi gambar video yang diunggah oleh wartawan Afghanistan menunjukkan puluhan orang tewas dalam kerumunan yang padat di luar bandara.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, Pentagon mengatakan sejumlah tentara Amerika tewas. Sumber menyebut setidaknya 12 pasukan AS tewas termasuk 4 marinir dan tiga terluka.

Menurut beberapa negara Barat, evakuasi udara warga sipil sekarang secara efektif telah berakhir.

Baca Juga: Segera Klaim Sebelum Kehabisan! Kode Redeem Call of Duty Mobile 'CODM' Hari Ini 27 Agustus 2021

Amerika Serikat menutup gerbang bandara sehingga tidak ada jalan keluar bagi puluhan ribu warga Afghanistan yang bekerja untuk Barat selama dua dekade perang.

Seorang pejabat Taliban mengatakan setidaknya 13 orang termasuk anak-anak tewas dalam serangan itu dan 52 terluka, meskipun angka-angka tersebut belum lengkap.

Salah satu rumah sakit bedah yang dijalankan oleh badan amal Italia mengatakan mereka merawat lebih dari 60 orang yang terluka.

Baca Juga: Polandia Menjadi Negara Eropa Pertama yang Menghentikan Evakuasi di Afghanistan

Ledakan itu terjadi di tengah kerumunan orang di luar bandara yang telah berkumpul selama berhari-hari.

Mereka berharap dapat melarikan diri dengan angkutan udara yang menurut Amerika Serikat akan berakhir pada Selasa, 31 Agustus mendatang, menyusul pengambilalihan negara itu oleh Taliban.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut, namun para pejabat AS menuding afiliasi ISIS di Afghanistan, ISIS-Khorosan, yang telah muncul sebagai musuh Barat dan Taliban.

Baca Juga: Bagikan Potret Mesra Bareng 'Mantan Pacar', Nora Alexandra: Sering Ngeselin tapi Sayang

Seorang saksi yang menyebut namanya sebagai Jamshed mengatakan dia pergi ke bandara dengan harapan mendapatkan visa ke Amerika Serikat.

"Ada serangan bom bunuh diri yang sangat kuat dan dahsyat, di tengah-tengah masyarakat. Banyak yang tewas, termasuk warga Amerika," katanya.

Zubair, seorang insinyur sipil berusia 24 tahun, telah mencoba selama hampir seminggu untuk masuk ke dalam bandara dengan sepupunya yang memiliki surat-surat yang mengizinkannya untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Gawat! Ada Penyakit Langka dan Mematikan Hantam Australia, Gejalanya Mirip Covid-19

Ia mengatakan dirinya berada 50 meter dari salah satu pelaku bom bunuh diri yang meledakkan bahan peledak di pintu gerbang.

"Pria, wanita dan anak-anak berteriak. Saya melihat banyak orang yang terluka, dimasukkan ke dalam kendaraan pribadi dan dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

Pejabat Taliban Suhail Shaheen mengatakan ada dua ledakan di daerah ramai yang dikelola oleh pasukan AS.

Baca Juga: Erick Thohir Ditanya Mengenai Keinginan untuk Menjadi Presiden: Kita Tidak Tahu Rahasia Allah Kemana

"Kami sangat mengutuk insiden mengerikan ini dan akan mengambil setiap langkah untuk membawa pelakunya ke pengadilan," tandasnya.

Taliban tidak mengidentifikasi penyerang, tetapi seorang juru bicara menggambarkannya sebagai pekerjaan orang jahat yang akan ditekan begitu pasukan asing pergi.

Washington dan sekutunya telah mendesak warga sipil untuk menjauh dari bandara pada Kamis, 26 Agustus 2021, mengutip ancaman serangan bom bunuh diri ISIS.

Baca Juga: Infeksi Melonjak, Vietnam Kerahkan Ribuan Pasukan untuk Bantu Tahan Covid-19 ke Binh Duong

Dalam 12 hari terakhir, negara-negara Barat telah mengevakuasi hampir 100.000 orang, sebagian besar warga Afghanistan yang membantu mereka.

Beberapa hari terakhir pengangkutan udara sebagian besar akan digunakan untuk menarik pasukan yang tersisa.

Kanada dan beberapa negara Eropa telah mengumumkan akhir dari evakuasi mereka, sambil secara terbuka menyesali penarikan pasukan mendadak Joe Biden.

Baca Juga: Viral Ibu-ibu yang Disebut Mirip Presiden Jokowi, Kemiripan Makin Terlihat saat Tertawa

"Pintu-pintu di bandara sekarang ditutup dan tidak memungkinkan lagi untuk memasukkan orang," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soereide.

"Kami berharap kami bisa tinggal lebih lama dan menyelamatkan semua orang," kata kepala staf pertahanan Kanada, Jenderal Wayne Eyre, kepada wartawan.

Biden memerintahkan semua pasukan keluar dari Afghanistan pada akhir bulan untuk mematuhi perjanjian penarikan dengan Taliban yang dinegosiasikan oleh pendahulunya Donald Trump.

Dia menolak permintaan dari sekutu Eropa untuk memperpanjang waktu evakuasi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah