Feminisida: 102 Wanita Tewas Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Prancis Selama Tahun 2020

- 2 Agustus 2021, 14:45 WIB
Ilustrasi - Mendagri Prancis bentuk polisi khusus untuk atasi kekerasan dalam rumah tangga.
Ilustrasi - Mendagri Prancis bentuk polisi khusus untuk atasi kekerasan dalam rumah tangga. /Pexels.com/Karolina Grabowska

Namun demikian, lanjutnya, jumlah intervensi polisi dan gendarmerie untuk kekerasan dalam rumah tangga tetap sangat tinggi lebih dari 400.000, atau 45 intervensi per jam.

"Tidak ada hari berlalu tanpa GIGN atau RAID akan membebaskan seorang wanita atau anak-anak yang disandera," kata Gérald Darmanin.

Baca Juga: Terpukau dengan Akting Jun Ji Hyun, Penulis Serial Kingdom Puji Peran sang Aktris sebagai Ashin

Ia mencatat bahwa kekerasan dalam rumah tangga menjadi alasan utama intervensi oleh polisi.

Untuk memastikan tindak lanjut yang lebih baik dari situasi ini, Gerald Darmanin mengingatkan bahwa instruksi yang diberikan kepada polisi dan polisi adalah untuk membuat laporan ke jaksa.

“Tujuannya adalah bahwa 100 persen dari temuan berubah menjadi pengaduan atau laporan. Pegangan tangan juga pasti dilarang,” katanya.

Baca Juga: Kekacauan di Myanmar Belum Usai, Negara-negara ASEAN Didesak untuk Segera Tunjuk Utusan Khusus

Untuk mengatasi peningkatan jumlah prosedur (193.000 pada tahun 2020), Mendagri Prancis berjanji untuk mempromosikan perekrutan petugas polisi yudisial.

Kemudian ada laporan baru, lantas Gerald Darmanin juga mengatakan untuk mengambil pelajaran dari feminisida Mérignac, pada tanggal 4 Mei, yang sangat mengerikan, di mana dia telah meminta sebuah misi inspeksi.

Misi ini menyimpulkan dalam laporannya tentang banyak kegagalan yang menyebabkan Chahinez Boutaa (31 tahun) dibakar hidup-hidup di jalan oleh mantan suaminya, setelah dia menembak kakinya untuk membuatnya jatuh.

Halaman:

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Le Monde


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x