Pemerintah Tiongkok, dan negara-negara lain termasuk Amerika Serikat, terus menguji komponen non-nuklir senjata nuklir, terkadang di bawah tanah.
Dalam sebuah email, Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington, D.C., menolak mengomentari situs itu sendiri.
Baca Juga: Ketimpangan Vaksinasi Covid-19 Antar Wilayah di Indonesia Disorot WHO, Jubir Kemenkes Angkat Bicara
Tetapi, dia mengatakan bahwa Tiongkok "tetap berkomitmen pada moratorium uji coba nuklir.
Dia juga keberatan dengan "tuduhan Amerika Serikat yang tidak dapat diterima" bahwa Pemerintah Tiongkok dengan cara apa pun berusaha merusak Perjanjian Larangan Uji Komprehensif, sebuah perjanjian yang belum diratifikasi yang tetap menjadi dasar jeda global untuk uji coba nuklir.
Kabar tentang terowongan baru muncul setelah dua kelompok terpisah menemukan ladang rudal nuklir raksasa yang sedang dibangun di bagian lain negara itu awal bulan ini.
Baca Juga: Millen Cyrus Unggah Foto Bersama Atta Halilintar dan sang Istri, Aurel Hermansyah: Jaga Jaraknya
"Selama satu setengah tahun terakhir, Tiongkok telah membangun setidaknya dua fasilitas besar, masing-masing dengan lebih dari 100 silo rudal," terang Jeffrey Lewis, seorang profesor di Institut Studi Internasional Middlebury di Monterey, yang mengumumkan penemuan itu.
Jeffrey Lewis mencatat bahwa bahkan dengan silo rudal yang baru ditemukan, kekuatan nuklir Tiongkok tetap jauh lebih kecil daripada Amerika.
"Kami sedang mengerjakan lebih dari 200 silo, yang merupakan sesuatu," ujarnya.