Salah satu tujuan dari penelitian baru ini adalah untuk mengidentifikasi gen yang eksklusif untuk manusia modern.
John Hawks, ahli paleoantropologi di University of Wisconsin, Madison, walau tidak terlibat dalam penelitiannya mengatakan, ini adalah masalah statistik yang sulit, dan para peneliti mengembangkan alat berharga yang memperhitungkan data yang hilang dalam genom kuno.
Para peneliti juga menemukan bahwa bagian yang lebih kecil dari genom manusia hanya 1,5 persen keduanya unik untuk spesies manusia.
Dan, dimiliki oleh semua orang yang hidup hari ini. Potongan DNA itu mungkin menyimpan petunjuk paling signifikan tentang apa yang benar-benar membedakan manusia modern.
“Kami dapat mengatakan bahwa wilayah genom tersebut sangat diperkaya untuk gen yang berkaitan dengan perkembangan saraf dan fungsi otak,” terang ahli biologi komputasi University of California, Santa Cruz, Richard Green, salah satu penulis dalam penelitian ini.
Baca Juga: Menara Eiffel akan Kembali Dibuka Setelah 9 Bulan Ditutup karena Pandemi Covid-19
Pada 2010, Green membantu menghasilkan draf urutan pertama genom Neanderthal.
Empat tahun kemudian, ahli genetika Joshua Akey ikut menulis makalah yang menunjukkan bahwa manusia modern membawa beberapa sisa DNA Neanderthal.
Sejak itu, para ilmuwan terus menyempurnakan teknik untuk mengekstrak dan menganalisis materi genetik dari fosil.