Ledakan Bus di Pakistan Tewaskan 13 Orang Termasuk Warga Tiongkok, Beijing Menyebut Itu Serangan Bom

- 15 Juli 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi. Sebanyak 13 orang meninggal dalam insiden ledakan bus di Pakistan pada Rabu, 14 Juli 2021.
Ilustrasi. Sebanyak 13 orang meninggal dalam insiden ledakan bus di Pakistan pada Rabu, 14 Juli 2021. /Pixabay.com/Michael Gaida

Kementerian luar negeri Pakistan mengatakan kegagalan mekanis menyebabkan kebocoran gas yang menyebabkan ledakan.

Namun, pejabat tinggi polisi provinsi itu, Inspektur Jenderal Moazzam Jah Ansari, sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa diduga ada permainan curang 'seperti sabotase'.

Baca Juga: Ini Dia Daftar Lengkap Nominasi Emmy Awards 2021, Ada 29 Kategori

Seorang pejabat administrasi senior wilayah Hazara, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bus itu membawa lebih dari 30 insinyur Tiongkok ke bendungan Dasu di Kohistan Atas.

Proyek pembangkit listrik tenaga air Dasu adalah bagian dari Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC), rencana investasi senilai $65 miliar yang bertujuan untuk menghubungkan Tiongkok barat ke pelabuhan Gwadar di Pakistan selatan.

"Ini jelas merupakan tindakan terorisme yang telah direncanakan dengan hati-hati dan didukung oleh informasi," kata editorial di Global Times, menyebutnya sebagai serangan paling serius terhadap warga negara Tiongkok di tahun terakhir.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan, 15 Juli 2021: Taurus Peluang Menguntungan, Cancer Ada Perubahan Pekerjaan

Orang Tiongkok yang bekerja di Pakistan telah diserang sebelumnya, khususnya di provinsi barat daya Balochistan di mana gerilyawan separatis telah melancarkan pemberontakan terhadap pihak berwenang di negara bagian.

Separatis juga menyerang konsulat Tiongkok di kota selatan Karachi. Selain itu, militan Islam sebelumnya juga menargetkan warga negara Tiongkok.

Menggunakan ambulans udara, tim penyelamat membawa yang terluka, termasuk insinyur Tiongkok, ke rumah sakit di Dasu, sekitar 10 km (6 mil) dari lokasi ledakan, kata pihak berwenang.

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah