Demonstrasi Pecah, Sekitar 140 Warga Kuba Dilaporkan Ditahan atau Hilang

- 14 Juli 2021, 11:45 WIB
Ribuan warga Kuba melakukan protes atau demonstrasi menentang pemerintahan.
Ribuan warga Kuba melakukan protes atau demonstrasi menentang pemerintahan. /STRINGER/REUTERS

Awal bulan ini kelompok Reporters Without Borders menyebut presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel, sebagai salah satu “predator kebebasan pers” tahun 2021, bersama dengan pemimpin otoriter Nikaragua, Daniel Ortega, dan presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro, dan menyebut Kuba “pelanggar kebebasan media terburuk di Amerika Latin.”

Pada hari Senin, Díaz-Canel menggambarkan protes sebagai bagian dari plot asing untuk "memecahkan" revolusi komunis yang diluncurkan oleh Fidel Castro pada tahun 1959.

Baca Juga: dr. Lois Minta Maaf, dr. Tirta: Dimaafkan, Jangan Diulangi Lagi

Carolina Barrero, seorang aktivis yang berbasis di Havana, mengatakan gelombang penahanan dimaksudkan untuk "menghapus" demonstrasi.

“(Penahanan) adalah kediktatoran, inilah yang mereka lakukan,” kata Barrero dari rumahnya di Havana, tempat dia menjadi tahanan rumah sejak Juni.

Marta María Ramírez (46), seorang feminis dan aktivis LGBT, mengatakan dia mengenal puluhan orang yang telah ditangkap, di antaranya Gretel Medina, seorang sutradara film muda yang sedang menyusui bayi laki-lakinya.

Baca Juga: dr. Lois Minta Maaf usai Ditangkap, dr. Tirta: Saya Sudah 7 Bulan Menunggu Ini

“Saya sangat sedih dengan tanggapan kekerasan dari pihak berwenang,” kata Ramírez.

“Polisi represif di mana-mana. Tapi bukan itu yang diproklamirkan di sini... di Kuba mereka seharusnya menjadi organ rakyat, mereka seharusnya melindungi rakyat.”

Pada hari Senin, Joe Biden meminta pihak berwenang Kuba untuk menghormati hak warga negara, “termasuk hak protes damai dan hak untuk secara bebas menentukan masa depan mereka sendiri.”***

Halaman:

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah