Varian Delta Semakin Menyebar, Pfizer Ajukan Regulasi untuk Sahkan Pemberian Dosis Ketiga Vaksin Covid-19

- 9 Juli 2021, 15:15 WIB
Pfizer mengajukan regulasi pada FDA AS untuk mengesahkan pemberian dosis ketiga yang berupa booster dalam vaksin Covid-19.
Pfizer mengajukan regulasi pada FDA AS untuk mengesahkan pemberian dosis ketiga yang berupa booster dalam vaksin Covid-19. /REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi/File foto

PR CIREBON – Perusahaan pembuat vaksin Covid-19, Pfizer berencana untuk meminta regulasi AS untuk mengesahkan dosis ketiga yang berupa booster vaksinnya pada bulan depan.

Rencana itu diungkapkan oleh ilmuwan pembuat vaksin Covid-19 Pfizer pada Kamis, 8 Juli 2021.

Ilmuwan pembuat vaksin Covid-19 Pfizer mengungkapkan rencana itu dibuat berdasarkan bukti risiko infeksi ulang yang lebih besar pada enam bulan setelah vaksinasi dan karena penyebaran varian Delta yang sangat menular.

Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Pasien Tanpa Gejala dan Gejala Ringan Saat Terpapar Covid-19? Simak Penjelasan ini!

Kepala petugas ilmiah Pfizer, Mikael Dolsten, mengatakan penurunan efektivitas vaksin yang baru-baru ini dilaporkan di Israel sebagian besar disebabkan oleh kasus pada orang yang telah divaksinasi pada Januari atau Februari lalu.

Kementerian kesehatan negara itu mengatakan efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi Covid-19 dan penyakit bergejala turun menjadi 64 persen pada Juni 2021.

"Vaksin Pfizer sangat aktif melawan varian Delta," kata Dolsten dalam sebuah wawancara, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Tersandung Kasus Narkoba, Buktikan Ramalan Mendiang Mbak You?

Tetapi setelah enam bulan, dia mengatakan kemungkinan ada risiko infeksi ulang karena antibodi, seperti yang sebelumnya diperkirakan, berkurang.

"Ini adalah kumpulan data kecil, tapi saya pikir trennya akurat: setelah enam bulan, mengingat Delta adalah varian paling menular yang pernah kita lihat, virus itu dapat menyebabkan infeksi dan penyakit ringan," kata Dolsten.

Data Pfizer sendiri dari Amerika Serikat menunjukkan kemanjuran vaksin hingga 80 persen setelah enam bulan, tambah Dolsten, terhadap varian yang beredar di negara itu.

Baca Juga: Joe Biden Nyatakan Perang AS yang 'Tidak Dapat Dimenangkan' di Afghanistan Berakhir

Dia menekankan bahwa data dari Israel dan Inggris menunjukkan bahwa bahkan dengan menurunnya tingkat antibodi, vaksin tetap sekitar 95 persen efektif melawan penyakit parah.

Vaksin yang dikembangkannya dengan mitra Jerman BioNTech itu menunjukkan kemanjuran 95 persen dalam mencegah gejala Covid-19 dari uji klinis yang dijalankan perusahaan tahun lalu.

Dolsten mengatakan bahwa data awal dari studi perusahaan sendiri menunjukkan bahwa dosis ketiga menghasilkan tingkat antibodi yang lima sampai 10 kali lipat lebih tinggi daripada setelah dosis kedua.

Baca Juga: Sebut Kalina Ocktaranny sebagai Menantu Terburuk, Ibunda Vicky Prasetyo: Saya Kecewa Sama Kamu

Karena itulah, menurutnya, dosis ketiga akan menawarkan perlindungan yang menjanjikan.

Dia mengatakan beberapa negara di Eropa dan di tempat lain telah mendekati Pfizer untuk membahas dosis booster, dan beberapa mungkin mulai memberikannya sebelum otorisasi potensial AS.

Pfizer berencana untuk segera meluncurkan uji coba kemanjuran terkontrol plasebo dari booster dengan 10.000 peserta.

Baca Juga: Unggah Video ini di Instagram Pribadinya, Aurel Hermansyah: Banyak Gaya Sekarang

Studi itu akan berjalan sepanjang musim gugur, kata Dolsten, yang berarti tidak akan selesai sebelum pengajuan perusahaan ke FDA AS.

Dr William Schaffner, seorang ahli vaksin di Vanderbilt University Medical Center, mengatakan bahkan jika Pfizer berhasil mendapatkan booster yang disetujui untuk digunakan oleh FDA, itu hanya langkah pertama.

Booster masih perlu ditinjau dan direkomendasikan oleh penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Baca Juga: Tak Semua Harus Dirawat di RS, Simak Kriteria Pasien Covid-19 yang Harus Terima Perawatan Rumah Sakit!

FDA menolak mengomentari rencana Pfizer.

Dilakukannya booster disebut akan mendorong peningkatan permintaan vaksin karena sebagian besar dunia masih belum divaksinasi, sehingga Dolsten mengatakan Pfizer sedang mencari cara untuk meningkatkan produksi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah