PR CIREBON - Presiden Uganda Yowreri Museveni pada Jumat (18 Juni 2021) memperkenalkan langkah-langkah anti-coronavirus baru guna menekan Covid-19 di negaranya.
Langkah itu termasuk larangan semua pergerakan kendaraan kecuali pekerja penting untuk membantu menekan gelombang kedua pandemi Covid-19 di Uganda.
Negara Afrika Timur, seperti kebanyakan negara Afrika lainnya, memang relatif tidak terlalu terdampak oleh gelombang pertama Covid-19.
Baca Juga: Begini Tanggapan Resmi CJ ENM Terkait Kabar IZ*ONE Akan Debut Kembali
Namun tiba-tiba mulai mengalami lonjakan tajam infeksi pada bulan lalu setelah pihak berwenang mengonfirmasi bahwa mereka telah mendeteksi keberadaan varian virus corona asal India.
"Negara ini telah melihat pertumbuhan pandemi Covid-19 yang lebih agresif dan berkelanjutan," kata Museveni dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
Dia mengatakan jumlah harian orang yang dites positif telah melonjak menjadi lebih dari 1.700, yang pada tuga minggu sebelumnya hanya kurang dari 100.
"Kami mengalami tingkat rawat inap dan kematian yang sangat tinggi untuk pasien Covid-19 di antara semua kategori usia."
Dalam langkah-langkah baru untuk menekan laju infeksi, ia melarang pergerakan kendaraan umum dan pribadi.
Kecuali, kendaraan yang mengangkut pasien dan yang digunakan oleh pekerja penting seperti petugas kesehatan.
Jam malam biasa dimulai pukul 9 malam, dimajukan ke jam 7 malam.
Sementara tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan yang sibuk, gereja dan arena olahraga ditutup.
Pembatasan baru tersebut, kata Museveni, akan berlangsung selama 42 hari.
Hingga saat ini, tercatat total 68.778 infeksi dan 542 kematian akibat Covid-19.
Selama dua minggu terakhir, media lokal telah secara ekstensif melaporkan sebagian besar fasilitas kesehatan, baik publik maupun swasta, menjadi penuh.
Pembatasan baru ini tentu dapat merusak pemulihan ekonomi yang rapuh akibat lockdown tahun lalu.***