PR CIREBON - Kabar terkini dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sudah tak kuat lagi untuk bayar sukuk sebesar 500 dolar AS atau Rp7,2 Triliun hingga, Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup sementara perdagangan sahamnya di seluruh pasar.
Hal ini pun langsung mencuat ke permukaan publik sampai ke mata dunia. Tercatat hari ini, Jumat, 18 Juni 2021, ada media asing ternama, Reuters, menyorot tajam persoalan yang menimpa PT Garuda Indonesia itu.
Reuters melansir perusahaan penerbangan Garuda Indonesia tidak dapat mendistribusikan pembayaran kupon untuk sukuk senilai 500 juta Dolas AS setelah masa tenggang 14 hari, dengan keuangan maskapai masih dipengaruhi secara signifikan oleh pandemi Covid-19.
Baca Juga: Hanung Bramantyo Positif Covid-19, Zaskia Adya Mecca: Dia Happy Banget Bisa Gabung Syb Kala
‘Dalam keadaan ini, dan untuk memastikan perusahaan keluar dari pandemi sebagai maskapai yang kuat dan sehat, perusahaan mengumumkan hari ini bahwa mereka dengan enggan menyimpulkan bahwa mereka harus terus menunda pembayaran,” ungkap pernyataan resmi maskapai Garuda Indonesia.
PT Garuda Indonesia telah menunjuk Guggenheim Securities LLC sebagai penasihat keuangan untuk mengevaluasi strategi dan meningkatkan keuangannya, tertulis dalam pernyataan tersebut.
Mitra strategis lainnya termasuk broker Mandiri Sekuritas dan firma hukum Cleary Gottlieb Steen & Hamilton LLP dan Assegaf Hamzah & Partners.
Baca Juga: Disutradarai Oleh Peter Jackson Serial Dokumenter The Beatles: Get Back Akan Tayang di Disney Plus
Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan dalam pernyataannya bahwa keputusan untuk menunda pembayaran adalah langkah yang sulit dan tidak dapat dihindari. Sementara perusahaan fokus pada peningkatan kinerjanya.