Di Indonesia, varian Delta pun dilaporkan telah menyebar dan menjadi salah satu virus yang menyebabkan lonjakan kasus baru-baru ini.
Sedangkan Rusia mengatakan lonjakan kasus Covid-19 di negara itu disebabkan pada keengganan untuk melakukan vaksinasi.
Setelah rekor infeksi baru di Moskow, sebagian besar disebabkan oleh varian Delta pun menyebabkan adanya ketakutan akan gelombang ketiga.
"Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya," kata Swaminathan dalam konferensi pers, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
Varian CureVac yang diharapkan mampu mengalahkan varian Delta dilaporkan terbukti hanya 47 persen efektif dalam mencegah penyakit, jauh dari patokan 50 persen WHO.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Kartu Tarot Mingguan, 21-27 Juni 2021, Pisces Dapatkan Kartu Tentang Kebingungan
Perusahaan mengatakan telah mendokumentasikan setidaknya 13 varian yang beredar dalam populasi penelitiannya.
Mengingat bahwa vaksin mRNA serupa dari Pfizer-BioNTech dan Moderna mencatat tingkat kemanjuran yang mencapai 90 persen, Swaminathan mengatakan bahwa dunia telah mengharapkan lebih banyak dari kandidat CureVac.
“Hanya karena ini adalah vaksin mRNA lain, kami tidak dapat menganggap semua vaksin mRNA sama, karena masing-masing memiliki teknologi yang sedikit berbeda,” kata Swaminathan, menambahkan bahwa kegagalan yang mengejutkan menggarisbawahi nilai uji klinis yang kuat untuk menguji produk baru.