Anggota Parlemen AS dari Partai Republik Rancang UU untuk Pecat Anthony Fauci: Dia Tidak Dipilih Rakyat

- 16 Juni 2021, 19:05 WIB
Anggota parlemen AS dari Partai Republik merancang sebuah undang-undang untuk memecat Dr. Anthony Fauci.
Anggota parlemen AS dari Partai Republik merancang sebuah undang-undang untuk memecat Dr. Anthony Fauci. /Instagram.com/@doc.fauci

PR CIREBON – Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik Amerika Serikat (AS) memperkenalkan RUU atau rancangan undang-undang untuk memecat Dr. Anthony Fauci.

Anggota parlemen Partai Republik AS tersebut ingin memecat Fauci dengan dasar menyalahkannya atas tanggapan terhadap pandemi Covid-19.

Anggota Kongres AS Marjorie Taylor Greene memimpin beberapa rekan dalam mengumumkan apa yang disebut sebagai Fire Fauci Act itu.

Baca Juga: BLACKPINK Siapkan Projek Spesial untuk Ulang Tahun ke-5, YG Entertainment Rencanakan Berbagai Jenis Projek

Dalam RUU tersebut, pemerintah akan mengurangi gaji Fauci menjadi nol dan mengharuskan Senat segera menemukan penggantinya.

Fauci, yang telah menasihati tujuh presiden AS, telah menjadi sosok yang dipercaya dalam penanganan Covid-19 pemerintah, dimulai dengan pekerjaannya selama pemerintahan Donald Trump.

Tetapi kaum konservatif telah menyerang tindakannya, menuduhnya menyesatkan orang Amerika dan memberikan saran yang kontradiktif tentang masker dan jarak sosial.

Baca Juga: Ciri-ciri dan Cara Penanganan Serangan Jantung untuk Diri Sendiri atau Orang Lain Secara Mendadak

"Dr Fauci tidak dipilih oleh rakyat Amerika. Dia tidak dipilih untuk memimpin ekonomi kita. Dia tidak dipilih untuk mengatur orang tua dan pendidikan anak-anak mereka," kata Greene kepada wartawan.

"Namun, Dr Fauci sangat mengendalikan hidup kita selama setahun terakhir ini," tambahnya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

RUU itu diperkirakan tidak akan menerima suara di DPR yang dikendalikan oleh Partai Demokrat.

Baca Juga: California Cabut Semua Pembatasan Covid-19, Rayakan Hari Pembukaan Kembali Secara Total

Greene, yang pernyataan ekstremisnya membuatnya menjadi tokoh kontroversial di Kongres, merujuk pada serangkaian email Fauci.

Email itu dimanfaatkan Partai Republik untuk berargumen bahwa dia menyesatkan orang Amerika dan awalnya menolak gagasan bahwa Covid-19 mungkin berasal dari laboratorium Tiongkok.

"Sudah waktunya untuk memecat Dr Anthony Fauci dan memberikan jawaban kepada rakyat Amerika," katanya.

Baca Juga: Jadi Penengah Vicky Prasetyo dan Kalina Ocktaranny, Ini Kata Ustaz Zacky Mirza

Gedung Putih membela Fauci bulan ini setelah email muncul, menyebutnya aset yang tidak dapat disangkal dalam tanggapan pandemi.

Greene juga mengarahkan tuduhan berapi-api ke Tiongkok, menyuarakan kecurigaan bahwa laboratorium Wuhan berusaha mempersenjatai virus.

"Mengapa ada virus yang diciptakan, diambil dari alam, yang dapat dibagikan dan ditularkan di antara kelelawar atau makhluk lain, dan kemudian dimanfaatkan dan diubah menjadi semacam virus yang dapat menyebar di antara manusia? Ada istilah untuk itu: bioweapon," katanya.

Baca Juga: Meghan Trainor Bagikan Video Saat Putranya Coba Katakan 'I Love You': Sangat Beruntung Jadi Ibumu Anak Manis

"Apakah kita semua korban senjata biologis? Kami menuntut jawaban," ia berujar.

Ia mengatakan Tiongkok juga harus bertanggung jawab, mencatat penelitian keuntungan fungsi di Institut Virologi Wuhan, di mana para ilmuwan meningkatkan kekuatan virus untuk mempelajari efeknya pada inang dengan lebih baik.

Sebelumnya, ilmuwan Tiongkok menyangkal bahwa institusinya yang harus disalahkan atas bencana kesehatan itu.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Hari Ini, 16 Juni 2021: Cancer, Leo, Virgo, Berbicaralah dari Hati

"Bagaimana saya bisa menawarkan bukti untuk sesuatu yang tidak ada buktinya?" ucap Dr Shi Zhengli.

Orang yang mendukung pemecatan Fauci lainnya, anggota kongres Mo Brooks, menyatakan dukungan untuk teori senjata biologis Greene, dengan mengatakan suatu negara hanya akan membuat virus lebih menular untuk tujuan militerisasi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah