Naik 3 Kali Lipat dari Sebelumnya, Angka Resmi Kematian Covid-19 di Peru Jadi 180.764

- 1 Juni 2021, 18:25 WIB
ilustrasi covid-19 meningkat//Tingkat kematian per kapita di negara Peru terkait virus corona menjadi tiga kali lipat dari sebelumnya.*
ilustrasi covid-19 meningkat//Tingkat kematian per kapita di negara Peru terkait virus corona menjadi tiga kali lipat dari sebelumnya.* /pixabay.com/geralt

PR CIREBON - Peru telah mengumumkan adanya peningkatan tajam dalam jumlah kematian Covid-19.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, tingkat kematian per kapita di Peru terkait virus corona menjadi tiga kali lipat dari sebelumnya.

Dalam pengumuman dari Istana Kepresidenan Peru pada hari Senin 31 Mei 2021, negara itu mengatakan lebih dari 180.000 orang telah meninggal sejak awal pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ngidam Jagung Bakar, Nagita Slavina Berikan Penjual Jagung Uang Modal Usaha dan Biaya Sunat Anaknya

Angka tersebut naik dari data sebelumnya yang menunjukkan bahwa 69.342 orang Peru telah meninggal karena virus corona.

Korban baru termasuk kematian yang dilaporkan antara Maret 2020 dan 22 Mei tahun ini.

“Apa yang dikatakan adalah bahwa sejumlah besar kematian tidak diklasifikasikan sebagai disebabkan oleh Covid-19,” kata Menteri Kesehatan Oscar Ugarte.

Baca Juga: Obsesi Yair Lapid Raih Kursi Pemimpin Israel, Buat Pakta untuk Menggulingkan Benjamin Netanyahu

Ia menambahkan bahwa kriteria untuk menetapkan virus corona baru sebagai penyebab kematian telah diubah.

Ugarte mengatakan bahwa sebelumnya hanya mereka yang memiliki tes diagnostik positif yang dianggap meninggal dunia karena virus corona, tetapi kriteria lain telah ditambahkan.

Mateo Prochazka, salah satu peneliti dalam kelompok kerja yang ditugaskan untuk menganalisis dan memperbarui jumlah kematian akibat virus corona di Peru.

Baca Juga: 4 Makanan Populer yang Dapat Memperburuk Kesehatan Mental Seseorang

Ia mengatakan tim tersebut menggunakan empat metode berbeda untuk menentukan penyebab kematian.

“Kriteria pertama adalah yang paling pasti, yang virologis, dalam kasus orang yang tesnya positif. Yang kedua adalah tes cepat,” ungkap Prochazka.

“Kami juga menggunakan (tes) serologis karena, di awal pandemi, sistem ini banyak digunakan,” sambungnya.

Baca Juga: Argentina Dicoret CONMEBOL, Brasil Resmi Jadi Tuan Rumah Copa America

“Lalu ada [tes] radiologis dan epidemiologis, di mana tidak ada bukti, tetapi ditemukan gejala yang kompatibel,” papar Prochazka.

“Kami menganggap bahwa mereka harus dipertanggungjawabkan,” lanjutnya.***

 

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah