Masyarakat Pegang Senjata di Tengah Kekerasan Militer, Jubir Pemerintah: Myanmar Menuju Perang Saudara

- 1 Juni 2021, 18:10 WIB
Myanmar dikhawatirkan sedang di ambang perang saudara, karena masyarakat kini mengangkat senjata di tengah kekerasan militer.
Myanmar dikhawatirkan sedang di ambang perang saudara, karena masyarakat kini mengangkat senjata di tengah kekerasan militer. /Reuters/Stringer

Selama seminggu terakhir, puluhan ribu orang telah mengungsi di negara bagian Kayah timur akibat pertempuran sengit antara militer, Pasukan Pertahanan Rakyat Karenni yang baru dibentuk, dan Tentara Karenni, sebuah kelompok etnis bersenjata yang mapan.

Setidaknya 58 pasukan pertahanan telah terbentuk di seluruh negeri, 12 di antaranya aktif, menurut Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata (Acled), sebuah organisasi nirlaba yang melacak konflik.

Baca Juga: 4 Makanan Populer yang Dapat Memperburuk Kesehatan Mental Seseorang

Kelompok-kelompok ini dibentuk di tingkat lokal dan belum tentu terkait secara resmi dengan NUG.

Beberapa kelompok hanya mengungkapkan sedikit tentang sifat pelatihan mereka, tetapi sumber daya dan intensitas mereka bervariasi.

Di kota Mindat di negara bagian Chin, salah satu daerah termiskin di negara itu, para sukarelawan yang dipersenjatai dengan senjata berburu tradisional bangkit melawan militer pada bulan Mei.

Baca Juga: Argentina Dicoret CONMEBOL, Brasil Resmi Jadi Tuan Rumah Copa America

Di tempat lain, penduduk kota dengan usia muda telah melarikan diri ke hutan untuk belajar bagaimana membuat bahan peledak buatan sendiri.

Selebriti bahkan termasuk di antara mereka yang telah mengumumkan mengikuti pelatihan itu, dari mantan ratu kecantikan yang mewakili Myanmar dalam kontes Miss Grand International, Htar Htet Htet, hingga Han Htoo Lwin, yang dikenal sebagai Kyar Pauk, penyanyi utama sebuah band punk rock.

Di kota terbesar Myanmar, Yangon, anggota pasukan keamanan telah menjadi sasaran dalam gelombang serangan selama seminggu terakhir, termasuk penembakan dan ledakan.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x