IOC dan penyelenggara lokal mengatakan mereka telah mengandalkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk panduan kesehatan masyarakat.
Selain itu, IOC memperkirakan lebih dari 80 persen orang yang tinggal di desa akan divaksinasi. Ini kontras dengan peluncuran yang sangat lambat di Jepang, di mana kurang dari 5 persen masyarakat telah divaksinasi.
Ueyama, yang merupakan ketua badan yang mewakili 130 dokter, bergabung dengan pakar medis lain di Jepang menyuarakan penolakan untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo.
Pada hari Rabu, 26 Mei 2021, surat kabar Asahi Shimbun yang beredar secara massal di Jepang menyerukan agar Olimpiade Tokyo dibatalkan.
Awal pekan ini, The New England Journal of Medicine mengatakan dalam sebuah komentar: "Kami percaya tekad IOC untuk melanjutkan Olimpiade Tokyo tidak diinformasikan oleh bukti ilmiah terbaik."
Bulan lalu dalam sebuah tajuk rencana, BMJ meminta penyelenggara untuk "mempertimbangkan kembali" penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi.
"Saya adalah seorang penggemar Olimpiade. Namun, saya tidak berpikir mereka harus terus maju sambil mendorong banyak orang ke dalam bahaya atau meminta banyak orang untuk berkorban sehubungan dengan kehidupan mereka agar mereka terjadi," tutur Ueyama.
"Berbahaya mengadakan Olimpiade di sini di Tokyo," tambahnya.