Sebut Kewalahan Akibat Pandemi Covid-19, Organisasi Medis Jepang Serukan Pembatalan Olimpiade Tokyo

- 18 Mei 2021, 20:31 WIB
Organisasi medis Jepang menyerukan pembatalan Olimpiade Tokyo karena kewalahan menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Organisasi medis Jepang menyerukan pembatalan Olimpiade Tokyo karena kewalahan menghadapi lonjakan kasus Covid-19. /REUTERS/Kim Kyung-Hoon

PR CIREBON – Sebuah organisasi medis terkemuka di Jepang telah mendukung seruan untuk membatalkan Olimpiade Tokyo.

Organisasi medis Jepang itu mengatakan bahwa rumah sakit sudah kewalahan karena negara itu berjuang melawan lonjakan infeksi Covid-19, kurang dari tiga bulan jelang Olimpiade.

Asosiasi Praktisi Medis Tokyo yang mewakili sekitar 6.000 dokter perawatan primer mengatakan bahwa rumah sakit di kota tuan rumah Olimpiade sedang sibuk dan hampir tidak memiliki kapasitas cadangan di tengah lonjakan infeksi.

Baca Juga: Diprotes Fans Billy-Memes Soal Kabar Kedekatannya dengan Billy Syahputra, Femila Sinukaban: Aku Biarin Aja

"Kami sangat meminta pihak berwenang untuk meyakinkan IOC (Komite Olimpiade Internasional) bahwa penyelenggaraan Olimpiade itu sulit dan agar membatalkan Olimpiade," kata asosiasi itu dalam surat terbuka 14 Mei kepada Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.

Lonjakan infeksi telah memicu kekhawatiran di tengah kekurangan staf medis dan tempat tidur rumah sakit di beberapa daerah di ibu kota Jepang.

Hal itu mendorong pemerintah Jepang untuk memperpanjang keadaan darurat ketiga di Tokyo dan beberapa prefektur lainnya hingga 31 Mei.

Baca Juga: 13.675 Pemudik yang Kembali ke Jabodetabek Mengikuti Tes Antigen Acak, Ada 72 orang Reaktif Covid-19

"Institusi medis yang menangani Covid-19 sibuk dan hampir tidak memiliki kapasitas cadangan," kata asosiasi medis itu dalam suratnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Menurut asosiasi medis itu, dokter akan segera menghadapi kesulitan tambahan dalam menangani pasien yang kelelahan karena panas selama bulan-bulan musim panas.

Selain itu, jika Olimpiade berkontribusi pada peningkatan kematian, Jepang akan memikul tanggung jawab maksimum.

Baca Juga: Soroti Tanggapan Jokowi Terkait Pemberhentian 75 Pegawai KPK, Mardani Ali Sera: Presiden Sudah Bersikap

Pakar kesehatan dan kelompok medis lainnya telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang Olimpiade, sementara petisi online yang menyerukan agar Olimpiade dibatalkan ditandatangani oleh ratusan ribu orang.

Secara keseluruhan, Jepang telah menghindari penyebaran virus parah yang dialami oleh negara-negara lain, tetapi pemerintah mendapat kecaman tajam karena peluncuran vaksinasi yang lamban.

Hanya sekitar 3,5 persen dari populasi sekitar 126 juta yang telah divaksinasi, menurut pelacak Reuters.

Baca Juga: Sang Anak Menangis karena Disebut Mirip Kiwil, Meggy Wulandari: Kalo Besar, Mamah Ajak ke Klinik Kecantikan

Tetapi Suga mengatakan Jepang dapat menjadi tuan rumah Olimpiade yang aman dan terjamin sambil mengikuti langkah-langkah penahanan Covid-19 yang sesuai.

Persiapan untuk gelaran ajang yang akan berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus itu dilakukan di bawah protokol Covid-19 yang ketat, dengan uji atletik yang menampilkan 420 atlet yang berlangsung pada awal Mei.

Olimpiade Tokyo sendiri sebelumnya telah ditunda satu kali karena pandemi.

Baca Juga: Cara Membuat Iga Bakar Madu yang Gurih dan Lezat ala Chef Sisca Soewitomo

Dengan kasus melonjak di sebagian besar Asia, Forum Ekonomi Dunia pada hari Senin membatalkan pertemuan tahunan elit global yang akan diadakan di Singapura pada bulan Agustus.

Di bawah keadaan darurat Jepang, bar, restoran, ruang karaoke, dan tempat lain yang menyajikan alkohol akan tetap ditutup, meskipun fasilitas komersial besar dapat dibuka kembali dalam waktu yang lebih singkat.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah