CAIR sebelumnya telah mendesak umat Islam di seluruh AS untuk mengambil bagian dalam perayaan virtual tersebut, menggambarkannya sebagai acara spesial.
Tetapi kritik terhadap pemerintahan Biden telah tumbuh selama seminggu terakhir karena kekerasan di Gaza terus berlanjut.
Baca Juga: Ditanyai Soal Keluhan Usai Vaksinasi, Arya Saloka: Ada Mbak, Honor Belum Turun
Kritik itu disertai dengan anggota parlemen AS yang progresif, pendukung Palestina dan kelompok hak asasi mendesak presiden AS untuk menekan Israel mengakhiri serangan militernya.
Militer Israel mulai membom Jalur Gaza Senin lalu setelah rencana Israel untuk secara paksa memindahkan keluarga Palestina dari Yerusalem Timur yang diduduki.
Selain itu, terjadi pula serangan terhadap jamaah Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa yang memicu protes meluas di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki, dan di dalam Israel.
Serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan banyak orang, menghancurkan jalan, dan meratakan bangunan, termasuk menara yang menampung kantor Al Jazeera dan The Associated Press.
Muslim Amerika untuk Palestina, sebuah kelompok advokasi nasional, juga telah menyerukan boikot acara Idul Fitri yang digelar pemerintahan Biden.
“Teguran keras atas tindakan tidak berperasaan ini oleh pemerintahan Biden diperlukan. Kami tidak akan membiarkan Gedung Putih mengeksploitasi perayaan Idul Fitri kami untuk keuntungan politik dengan mengorbankan rakyat Palestina,” kata kelompok itu.