"Dia akan mendesak, atas nama saya dan atas nama Presiden (Joe) Biden, untuk mengurangi eskalasi kekerasan," katanya, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Arab News.
Biden belum menunjuk duta besar untuk Israel, sebuah pos yang telah diisi oleh pendahulunya Donald Trump sebelum pelantikannya. Pejabat tinggi departemen luar negeri lainnya yang menangani wilayah tersebut masih menunggu persetujuan dari Senat.
Baca Juga: Rayakan Lebaran Idul Fitri 1442 H, Ridwan Kamil: Tahun Ini Istimewa karena Kehadiran Anak Bungsu
Menolak saran bahwa konflik berkepanjangan belum menjadi prioritas, Blinken berulang kali menggambarkan pemerintah sebagai "terlibat penuh."
“Kami sangat terlibat di seluruh papan. Departemen Luar Negeri, Gedung Putih, pejabat senior, dengan Israel, Palestina, dan negara lain serta mitra di kawasan itu untuk menyerukan dan mendorong de-eskalasi, ”kata Blinken.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, ditanya apakah Biden akan berbicara dengan Netanyahu, mengatakan "keterlibatan tingkat tinggi" lebih lanjut dari Washington akan diharapkan.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Bank Indonesia Mengeluarkan Uang Pecahan 1.0?
Dalam sambutannya, Antony Blinken membuat perbedaan antara "organisasi teroris, Hamas yang menghujani roket tanpa pandang bulu yang sebenarnya menargetkan warga sipil, dan tanggapan Israel, membela diri."
"Saya pikir Israel memiliki beban ekstra dalam mencoba melakukan segala yang mereka bisa untuk menghindari korban sipil, bahkan saat itu menanggapi dengan benar dalam membela rakyat," ucapnya.
"Kantor Netanyahu mengatakan Perdana Menteri Netanyahu berterima kasih kepada Blinken atas dukungan AS untuk hak Israel untuk membela diri, hak yang diulangi oleh Menteri Luar Negeri dalam seruan ini," tambahnya.***