Terbongkar Liciknya Israel, dari Pembantaian Warga Palestina hingga Pembungkaman Media

- 11 Mei 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi - Usai melakukan aksi kekerasan yang menuai banyak kecaman dari seluruh dunia itu, Israel juga melakukan pembungkaman media.*
Ilustrasi - Usai melakukan aksi kekerasan yang menuai banyak kecaman dari seluruh dunia itu, Israel juga melakukan pembungkaman media.* /Reuters/Mohamad Torokman

PR CIREBON – Israel menjadi sorotan publik akibat aksi pembantaian kepada rakyat Palestina di Masjid Al-Aqsa pada 8 Mei 2021 lalu.

Usai melakukan aksi kekerasan yang menuai banyak kecaman dari seluruh dunia itu, Israel juga melakukan aksi liciknya.

Salah satunya dengan melakukan pembungkaman media berita soal Palestina.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Alasan Bill Gates dan Melinda Gates Tak Ingin Anaknya Mewarisi Miliaran Aset Keluarga

Ratusan pengguna sosial media melaporkan bahwa Instagram dan Facebook telah menyensor dan menghapus konten-konten soal kekerasan yang tengah terjadi di Palestina.

Bayangkan sakitnya ditendang keluar dari rumah Anda sendiri. Kemudian bayangkan tidak dapat memberi tahu dunia apa yang terjadi pada Anda.

Ini adalah kenyataan bagi warga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah Yerusalem, yang menampung 28 keluarga dari Nakba 1948. Di bawah hukum internasional, Yerusalem Timur dianggap sebagai bagian dari Wilayah Palestina.

Baca Juga: MUI Berduka atas Wafatnya Tengku Zulkarnain: Semoga Beliau Sahid dan Ditempatkan di Surga

Menurut Nashif, ini mengarah pada apa yang disebut "penghapusan sukarela," di mana unit siber Israel mengirim permintaan ke platform media sosial untuk menghapus konten tertentu tanpa perintah pengadilan.

Cara lain konten Palestina didorong keluar dari media sosial adalah melalui "tentara troll dan aplikasi yang disebut Act.IL yang mengorganisir orang untuk melaporkan secara besar-besaran," tambahnya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Arab News.

Act.IL adalah aplikasi yang menggambarkan dirinya sebagai "tempat di mana semua pendukung, komunitas, dan organisasi pro-Israel bertemu untuk bekerja sama melawan penindasan dan delegitimasi negara Yahudi."

Baca Juga: Arab Saudi Tetapkan Ramadhan Tahun Ini Genap 30 Hari, Idul Fitri Jatuh Pada 13 Mei 2021

Menurut aplikasi tersebut, pengguna "akan dapat menghapus konten yang menghasut dari media sosial, melawan antisemitisme dan anti-Zionisme, memengaruhi narasi online tentang Israel, dan mengambil bagian dalam kampanye dan upaya khusus pro-Israel."

Warga Palestina juga dibungkam di media sosial melalui penggunaan Kecerdasan Buatan oleh platform tersebut untuk mengidentifikasi konten apa yang melanggar pedoman pengguna mereka.

“Platform media sosial (menggunakan) kecerdasan buatan untuk penghapusan dan ada banyak penggunaan kata kunci, terutama di sekitar apa yang pemerintah AS anggap sebagai organisasi teroris,” jelas Nashif.

Baca Juga: Lirik Lagu Reason yang Dirilis Pemeran Han Ji Pyeong 'Start-Up' atau Kim Seon Ho

Beberapa dari mereka yang melaporkan penghapusan konten dan penghapusan akun ke 7amleh dapat memulihkan konten mereka setelah organisasi menghubungi Facebook.

“Kami berhasil memulihkan puluhan atau ratusan dari mereka dalam perjuangan ini, karena kami adalah mitra terpercaya Facebook,” tambah Nashif.

Dabat dapat memulihkan ceritanya sekitar 12 jam kemudian setelah menghubungi Instagram.

Baca Juga: Ustaz Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia Terkonfirmasi Covid-19, Para Tokoh Sampaikan Ucapan Duka Cita

“Saya mengirim email ke Instagram secara langsung menyebutkan hal ini dan menekan mereka untuk mengembalikannya. Mereka kemudian mengembalikannya tanpa membalas saya, ”katanya.

Nashif mengatakan sistem itu masih bias meskipun konten dan akun telah dipulihkan.

“Kami (belum) berhasil mendapatkan sistem moderasi konten yang transparan dan jelas. Kata kuncinya di sini adalah transparansi dan kesetaraan, karena ini tidak terjadi di pihak Israel. ”

Baca Juga: Aktris Irish Bella dan Suaminya Ammar Zoni Berbagi Rezeki ke Karyawan Komplek dan Tim

Instagram menyembunyikan tagar # الأقصى (Al-Aqsa dalam bahasa Arab) dua hari lalu, ketika polisi Israel dengan perlengkapan anti huru hara dikerahkan dalam jumlah besar saat ribuan Muslim mengadakan sholat Tarawih. Petugas medis mengatakan lebih dari 200 warga Palestina terluka malam itu.

“Bagian dari eskalasi yang terjadi adalah mereka bahkan menghapus hashtag, maksud saya mereka menyembunyikan hashtag seperti Al-Aqsa, yang merupakan sesuatu yang baru,” kata Nashif.

Dia menyarankan pengguna media sosial untuk terus melaporkan contoh penyensoran melalui platform mereka dan menghubungi organisasi yang menangani masalah ini untuk meningkatkan kesadaran dan memperbaiki perilaku tersebut.

Baca Juga: Lebaran Sebentar Lagi, Simak Bacaan Niat dan Tata Cara Mandi Sunnah Hari Raya Idul Fitri

Sementara itu, pihak Facebook tidak menanggapi beberapa permintaan komentar atas penghapusan dan pembatasan konten-konten berita soal Palestina tersebut. ***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x