Politisi dan analis, yang ingin mengukur suasana hati para pemilih, akan mengamati hasilnya dengan cermat.
Pemilihan kali ini digelar pada saat yang rapuh setelah Inggris keluar dari Uni Eropa.
Lebih tepatnya pada saat negara Inggris siap bekerja untuk pulih dari salah satu wabah yakni virus corona atau Covid-19 paling mematikan di dunia.
Di antara semua persaingan "Super Thursday", pemilihan Parlemen Skotlandia, yang mengancam untuk melepaskan krisis konstitusional besar bagi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Partai Konservatifnya yang berkuasa.
Hal ini tentu saja dinilai menjadi momentum yang paling penting bagi politiknya.
Baca Juga: Usai Tangguhkan Akun Donald Trump, Twitter Cabut Akun yang Promosikan Postingan Mantan Presiden AS
Menteri Pertama Nicola Sturgeon mendesak dilakukannya pemungutan suara kedua untuk kemerdekaan dalam satu dekade.
Partai Nasional Skotlandia-nya (SNP) sedang mencari mayoritas langsung kedua di badan legislatif dengan 129 kursi dalam upaya untuk meningkatkan dorongannya.
Tetapi, setiap jajak pendapat yang mengikat secara hukum akan membutuhkan persetujuan dari pemerintah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.