Terungkapnya Kasus Kematian Pembekuan Darah yang Langka, Johnson & Johnson Hentikan Peluncuran Vaksin di Eropa

- 21 April 2021, 12:20 WIB
Kasus kematian pembekuan darah yang terjadi di AS, membuat publik khawatir terhadap vaksin Johnson & Johnson.
Kasus kematian pembekuan darah yang terjadi di AS, membuat publik khawatir terhadap vaksin Johnson & Johnson. / Foto: Pixabay / Ali Raja

Bahkan, Denmark telah berhenti menggunakan vaksin sama sekali.

Baca Juga: Ikut Berkomentar Masalah Sule dan Nathalie Holscher, Mbah Mijan: Saya Tak Meragukan Kasih Sayang Mereka

Ilmuwan di Jerman dan Norwegia telah menyarankan beberapa orang mengalami respon sistem kekebalan yang abnormal terhadap vaksin.

Hal tersebut, membuat beberapa ahli menduga mekanisme serupa mungkin terjadi dengan suntikan Johnson & Johnson.

Kedua vaksin menggunakan teknologi yang sama, melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali protein lonjakan Covid-19 dengan menggunakan virus flu untuk membawa gen lonjakan ke dalam tubuh.

Prof Andreas Greinacher dari Universitas Greifswald menemukan bahwa protein dan molekul lain dalam vaksin sangat kompleks, yang pada beberapa orang menyebabkan sistem kekebalan bereaksi berlebihan dan menyebabkan pembekuan.

Baca Juga: Sosok Komposer Lagu Meat Loaf dan Celine Dion Meninggal Dunia, Tengok Karya-Karya Jim Steinman yang Legendaris

“Asumsi saya, ini adalah class effect dari vaksin yang menggunakan adenovirus,” ujarnya.

Greinacher mengatakan mungkin saja untuk mengurangi risiko penggumpalan dengan menghilangkan protein yang tertinggal dalam suntikan setelah proses pembuatan dan mengurangi tingkat aditif yang disebut EDTA.

Tetapi, dia menekankan bahwa produsen perlu melihat perubahan apa yang dapat dilakukan tanpa mempengaruhi keamanan dan kemanjuran.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x