Kedua pria tersebut menghadapi pengadilan Yaman di provinsi Hadramout pada tahun 2010 atas tuduhan bergabung dengan Al-Qaeda dan sekarang tinggal di flat berperabotan lengkap di Sanaa.
"Laporan ini juga mengungkap tuduhan palsu oleh milisi yang berusaha menstigmatisasi orang-orang Yaman dan angkatan bersenjata nasional yang melawan mereka dengan menuduh mereka sebagai anggota Al-Qaeda dan Daesh," katanya.
Pada hari-hari awal serangan Marib mereka pada Januari 2019, Houthi mencapai kesepakatan dengan Al-Qaeda dan membebaskan lima agen teror yang diizinkan untuk maju ke daerah yang dikendalikan pemerintah.
Baca Juga: Resmi Diakuisisi Raffi Ahmad, Ini Makna Logo Baru RANS Cilegon Football Club
Militan Al-Qaeda kemudian memberikan informasi intelijen kepada milisi di sejumlah lokasi pemerintah, kata laporan itu.
Berdasarkan informasi intelijen dan wawancara dengan militan yang ditangkap, laporan itu mengatakan bahwa militan Al-Qaeda dan Daesh sering bergabung dengan serangan Houthi di daerah yang dikendalikan pemerintah, terutama di Marib.
Salah satu pejuang Al-Qaeda, Musa Nassir Ali Hassan Al-Melhani, yang ditangkap oleh tentara Yaman, mengakui "kehadiran pejuang Al-Qaeda dalam milisi Houthi" dan mengatakan mereka mengambil bagian dalam mobilisasi pejuang di Sanaa.
Baca Juga: Akhirnya Insentif untuk Nakes Covid-19 Cair, Berikut Regulasi Baru dari Kemenkes
"Laporan itu membuktikan tanpa keraguan yang masuk akal kedalaman hubungan antara milisi kriminal Houthi dan organisasi teroris (Al-Qaeda dan Daesh)," laporan itu menyimpulkan.
Komandan dan ahli militer Yaman mengatakan bahwa mereka telah mengetahui hubungan Houthi dengan Al-Qaeda dan Daesh selama enam tahun terakhir.