Terungkap, Tentara Myanmar Ternyata Pakai Senapan Perang untuk Bunuh Demonstran, Sedikitnya 60 Orang Tewas

- 11 Maret 2021, 20:40 WIB
Unjuk rasa di Myanmar diungkap sangat berdarah dengan tentara gunakan senapan perang untuk membunuh demonstran.*
Unjuk rasa di Myanmar diungkap sangat berdarah dengan tentara gunakan senapan perang untuk membunuh demonstran.* /Reuters/Stringer

Tidak hanya itu, kelompok HAM itu juga mengatakan bahwa banyak pembunuhan yang didokumentasikan sama dengan eksekusi di luar hukum.

Sebagaimana diberitakan Reuters, menyebut tidak dapat menghubungi juru bicara junta untuk dimintai komentar. Tentara mengatakan tanggapannya terhadap protes telah ditahan.

Baca Juga: Soal Asmara Kaesang Pangarep, Ernest Prakasa: Lebih Patah Hati Gagal Jadi Mantu atau Gagal Jadi Besan Presiden

Junta mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari 2021, menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan memicu protes harian di seluruh Myanmar yang terkadang menarik ratusan ribu orang turun ke jalan.

Amnesty menuduh tentara menggunakan senjata yang cocok untuk medan perang untuk membunuh pengunjuk rasa.

Amnesty mengatakan bahwa mereka berada di tangan unit-unit yang dituduh oleh kelompok hak asasi itu bertahun-tahun melakukan kekejaman terhadap kelompok etnis minoritas, termasuk Muslim Rohingya.

Baca Juga: Peringati Isra Miraj, Wapres Ma’ruf Amin: Momentum Teladani Sikap Moderat Nabi Muhammad SAW

"Ini bukanlah tindakan kewalahan, petugas membuat keputusan buruk," kata Joanne Mariner, Direktur Tanggapan Krisis di Amnesty International.

"Inilah para komandan yang tidak menyesal telah terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan, mengerahkan pasukan dan metode pembunuhan di tempat terbuka."

Amnesty mengatakan senjata yang digunakan termasuk senapan runduk dan senapan mesin ringan, serta senapan serbu dan senapan sub-mesin.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Lingkar Kediri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah