Pemerintah Lebanon Dinilai Lamban Atasi Kemiskinan, Pengunjuk Rasa Blokir Beberapa Ruas Jalan

- 10 Maret 2021, 15:45 WIB
Pengunjuk rasa di Lebanon, memblokir jalan untuk melampiaskan kemarahan mereka atas kelambanan pemerintah dalam menghadapi kemiskinan
Pengunjuk rasa di Lebanon, memblokir jalan untuk melampiaskan kemarahan mereka atas kelambanan pemerintah dalam menghadapi kemiskinan /Reuters

PR CIREBON - Para pengunjuk rasa di Lebanon, memblokir jalan untuk melampiaskan kemarahan mereka atas kelambanan pemerintah dalam menghadapi kemiskinan yang semakin parah.

Akan tetapi pasukan keamanan berhasil membuka kembali beberapa jalan untuk lalu lintas yang diblokir oleh para pengunjuk rasa di Lebanon.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al-Arabiya pada Selasa, 9 Maret 2021, Lebanon telah terperosok ke dalam krisis ekonomi, yang akhirnya meningkatkan lonjakan pengangguran dan harga barang sehingga menimbulkan kemiskinan.

Baca Juga: Rusia Berharap Turki Berbagi Informasi Soal Penyerang dari Pembunuh Andrei Karlov

Sementara mata uang negara tersebut jatuh ke titik terendah baru terhadap dolar di pasar gelap.

Namun pemerintah, yang secara resmi mengundurkan diri setelah ledakan besar di pelabuhan Beirut Agustus lalu yang menewaskan lebih dari 200 orang, telah gagal menyetujui kabinet baru sejak itu.

Pemblokiran jalan sudah menjadi kejadian sehari-hari di negara kecil Mediterania tersebut.

Baca Juga: Ditanya Maia Estianty Alasan Selalu Bayari Pacar Berondongnya, Barbie Kumalasari: Biasa, Orang Kaya Foya-foya

Aktivitas itu sudah berlangsung sejak Senin lalu, termasuk pada akses jalan masuk dan keluar Beirut.

Demonstran pada Selasa kemarin, kembali memutus akses beberapa jalan di kota utara Tripoli dan wilayah timur Bekaa.

Jalan raya menuju Beirut juga ditutup sebentar, tetapi kemudian dibuka kembali untuk lalu lintas yang lancar.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Tanyakan Soal Aldi Taher, Coki Pardede: Sebagai Komedian, Saya Apresiasi Anda Jenius

Beberapa pengunjuk rasa telah menyerukan kebangkitan gerakan jalanan nasional pada akhir 2019, yang menuntut penghapusan seluruh kelas politik Lebanon, yang secara luas dianggap tidak kompeten dan korup.

Lebih dari separuh penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, dan harga-harga melonjak karena pound Lebanon telah kehilangan lebih dari 80 persen nilainya.

Dengan cadangan mata uang asing yang menyusut dengan cepat, pihak berwenang telah memperingatkan mereka akan segera mencabut subsidi bahan bakar dan sebagian besar makanan impor.

Baca Juga: Mantan Atlet Voli Putri Aprilia Manganang Disebut Alami Kelainan Hipospadias, Apa Itu?

Presiden Michel Aoun menuduh para demonstran yang memblokir jalan telah melakukan sabotase.

Namun, dia juga meminta pihak berwenang untuk mencegah adanya manipulasi harga pangan.

Meski kemarahan tumbuh di jalanan, tidak ada bentrokan serius antara pasukan keamanan dan demonstran dalam beberapa hari terakhir, berbeda dengan aksi unjuk rasa sebelumnya.

Baca Juga: Sempat Merasa Canggung, Putri Delina Ungkap Usaha dan Kebaikan Nathalie Holcher pada Anak-anak Sambungnya

Krisis ekonomi Lebanon diperparah dengan beberapa kali penutupan untuk membendung penyebaran pandemi virus korona.

Pada hari Senin, negara itu memasuki fase baru untuk mengurangi perintah tinggal di rumah terbaru yang diberlakukan setelah rumah sakit kewalahan setelah liburan musim dingin.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah