Biarawati Myanmar Cerita Pengalaman saat Hadang Polisi: Saya Siap untuk Mati

- 6 Maret 2021, 14:47 WIB
Seorang biarawati menghadang polisi untuk menembaki pengunjuk rasa di Myanmar.*
Seorang biarawati menghadang polisi untuk menembaki pengunjuk rasa di Myanmar.* /Twitter/@SiobhanRobbins

PR CIREBON - Seorang biarawati berlutut di depan pasukan keamanan bersenjata di Myanmar, untuk menghentikan mereka menembaki warga sipil, menyatakan kesiapannya untuk mati dalam menyelamatkan nyawa para pengunjuk rasa.

Dalam adegan luar biasa di Myitkyina, Negara Bagian Kachin, Suster Ann Roza Nu Tawng terlihat memohon kepada polisi dan tentara untuk berhenti menembak.

Dalam rekaman pada 28 Februari, suara tembakan terdengar setelah seorang biarawati terlihat berjalan menuju petugas polisi yang berpakaian ketat.

Baca Juga: Diserang Berbagai Tekanan, WHO Batalkan Rilis Laporan Penyelidikan Asal Usul Pandemi Covid-19

Baca Juga: Tiongkok Wajibkan Swab Covid-19 Lewat Anus Bagi Pendatang, Jepang hingga AS Beri Kecaman

Baca Juga: WhatsApp Akan Luncurkan Fitur Foto Kedaluwarsa, Seperti Apa Teknisnya? Begini Penjelasannya

Suster Ann Roza yang berusia 45 tahun, mengatakan kalau dia sudah berpikir akan mati tetapi siap mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan orang lain.

Diceritakannya, pada Minggu, dia berada di klinik dan memberikan perawatan pada hari itu karena klinik lain tutup.

Dia melihat sekelompok orang berbaris dan memprotes.

Tiba-tiba matanya menangkap para polisi, militer, dan meriam air mengikuti para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Tiongkok Wajibkan Swab Covid-19 Lewat Anus Bagi Pendatang, Jepang hingga AS Beri Kecaman

Baca Juga: Akui Geram 6 Laskar FPI Ditetapkan sebagai Tersangka, Fadli Zon: Luar Biasa, Sejarah Mencatat ini!

Baca Juga: Sempat Bantah Isu Kudeta, Moeldoko Resmi Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB

Kemudian tembakan dilepaskan dan para pengunjuk rasa dipukuli.

"Saya terkejut dan saya pikir hari ini adalah hari dimana saya akan mati. Saya memutuskan untuk mati," katanya.

Dia meminta dan memohon kepada para petugas untuk tidak melakukan hal itu, dan menyebut para pengunjuk rasa tidak melakukan (kejahatan) apapun.

"Saya menangis seperti orang gila. Saya seperti induk ayam yang melindungi anak ayam," ujarnya.

Baca Juga: Simak! Berikut Cara Lakukan Panggilan Suara atau Video Menggunakan Desktop Whatsapp

Baca Juga: Sindir Pernyataan Jokowi Soal Cinta Produk dalam Negeri, HNW: Vaksin Covid-19 yang Diambil Produk Luar Negeri

Baca Juga: Tidak Hanya Kurs Rupiah yang Menurun, Harga Emas Juga Kian Terpuruk Berada di Bawah 1.700 Dolar AS

Dia pun berlari ke tempat petugas memukuli para pengunjuk rasa, yang terjadi di depan klinik, dan terlihat seperti perang.

Ann Roza berpikir lebih baik dia yang yewas dibandingkan harus menanggung kematian banyak orang.

Diakuinya bahwa dia menangis dengan keras hingga tenggorokannya sakit, niatnya adalah untuk membantu pengunjuk rasa melarikan diri dan bebas melakukan protes dengan menghentikan pasukan keamanan.

Dia meminta petugas untuk tidak terus menangkap warga, dan memohon pada mereka. Dikatakannya saat itu dia tidak merasa takut.

Baca Juga: Kabar Gembira! Whatsapp Dikabarkan Akan Luncurkan Fitur Panggilan Video Grup di Dekstop

Baca Juga: Komentari Soal Kerumunan Jokowi di NTT, dr. Tirta: Persis Seperti yang Dialami Atta Halilintar

Baca Juga: Menang 2-0, Penampilan Timnas U-23 Belum Bisa Puaskan Pelatih Shin Tae-yong

"Jika saya takut dan melarikan diri, semua orang akan mendapat masalah. Saya tidak takut sama sekali. Aku memikirkan gadis dari Naypyitaw dan gadis dari Mandalay," katanya, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Sky News pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Ketika petugas sampai di dekat pohon Beringin, dia memanggil mereka dan memberitahu untuk membunuhnya saja karena tidak ingin melihat orang lain dibunuh. Dia menangis keras-keras dan para petugas berhenti sebentar.

Seseorang kemudian menghampirinya dan berkata untuk tidak terlalu khawatir, karena mereka tidak akan menembak para pengunjuk rasa.

Namun dijawabnya, para pengunjuk rasa bisa saja dibunuh dengan senjata lain, dan kembali meminta untuk tidak menembak karena mereka hanyalah pengunjuk rasa.

Baca Juga: Harga Saham Tesla Anjlok Ratusan Miliar Dolar dari Nilai Pasar, Kekayaan Elon Musk Berkurang

Baca Juga: Akui Geram 6 Laskar FPI Ditetapkan sebagai Tersangka, Fadli Zon: Luar Biasa, Sejarah Mencatat ini!

Baca Juga: Sempat Bantah Isu Kudeta, Moeldoko Resmi Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB

"Dalam pikiran saya, saya tidak percaya bahwa mereka tidak akan menembak mereka, karena di banyak tempat saya telah melihat mereka telah menembak mati orang," katanya.

Dia pun membawa seorang pengunjuk rasa ke klinik dan memberinya perawatan, yang hampir ditangkap polisi.

Dihentikannya polisi tersebut dan meminta mereka untuk tidak melanjutkan.

"Itu sebabnya polisi tidak melakukannya. Jika tidak, mereka akan menangkap dan menyeretnya dari sana," ujar Ann Roza.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x