Turki Peringati 1 Tahun Serangan Brutal Bashar Assad, Tewaskan 34 Tentara Turki

- 28 Februari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi - Turki peringati satu tahun serangan Bashir Assad.*
Ilustrasi - Turki peringati satu tahun serangan Bashir Assad.* //Pixabay/godil

PR CIREBON - Setahun yang lalu, serangan brutal yang dilancarkan oleh pasukan setia rezim Bashar Assad, menewaskan 34 tentara Turki di provinsi Idlib di barat laut Suriah.

Daerah yang menjadi sasaran milisi adalah zona de-eskalasi, kawasan khusus di mana tindakan agresi secara tegas dilarang oleh serangkaian perjanjian antara Turki, Rusia, dan Iran.

Pasukan Turki dikerahkan di sana untuk memantau kepatuhan dan melindungi warga sipil setempat, banyak di antaranya melarikan diri ke bagian lain Suriah dalam menghadapi serangan rezim Bashar Assad.

Baca Juga: Jelang Pidato Konservatif, Pemerintahan Joe Biden Sebut Akan Abaikan Donald Trump

Tak lama setelah serangan mematikan itu, Turki meluncurkan Operasi Perisai Musim Semi, aksi militer lintas perbatasan keempat negara itu di Suriah.

Ankara menekankan, bahwa satu-satunya tujuan program itu adalah sebagai pertahanan diri terhadap tentara rezim.

Selain itu juga terhadap unit yang telah menyerang pasukan Turki di daerah tersebut.

Sudah berminggu-minggu sejak Turki pertama kali mengumumkan, bahwa akhir Februari merupakan tenggat waktu bagi pasukan rezim untuk menarik diri dari pos-pos pengamatan Turki.

Baca Juga: Situasi Myanmar Makin Memanas, Seorang Wanita Dikabarkan Tewas

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Daily Sabah pada Sabtu, 27 Februari 2021, sebelumnya hal itu sudah ditentukan oleh kesepakatan Rusia-Turki 2018 yang dicapai di Sochi.

Para pejabat menjelaskan bahwa kecuali rezim mundur, operasi militer Turki akan segera dilakukan.

Militer Turki mempertahankan 12 pos pengamatan di Idlib, yang didirikan untuk mencegah serangan rezim.

Akan tetapi, selama berbulan-bulan wilayah tersebut telah berada di bawah serangan Bashar Assad yang brutal dan sembarangan, sering kali disertai dengan dukungan udara Rusia.

Baca Juga: Penculik Bersenjata Nigeria Bebaskan 42 Korban yang Diculiknya, Termasuk 27 Siswa Sekolah Asrama

Kementerian Pertahanan Turki mengatakan bahwa selama operasi hampir seminggu, hampir lebih dari 3000 elemen rezim yang telah terbunuh di wilayah Idlib.

Serangan itu juga menghancurkan ratusan perangkat keras militer termasuk tank, howitzer, pesawat terbang, helikopter, drone, sistem pertahanan udara, dan kendaraan lapis baja.

Presiden Recep Tayyip Erdoğan, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada 5 Maret untuk membahas situasi di Idlib.

Setelah negosiasi, mereka mengumumkan bahwa gencatan senjata akan dimulai pada tengah malam.

Baca Juga: Tiongkok Larang Impor Nanas Taiwan, Presiden Taiwan Serukan Warga Makan Nanas

Sebuah protokol tercapai, menetapkan pembentukan koridor keamanan sedalam 6 kilometer (3,7 mil) ke utara dan selatan dari jalan raya M4.

Selain itu, patroli gabungan Turki-Rusia dimulai pada 15 Maret di sepanjang jalan raya M4 dari pemukiman Trumba, 2 kilometer sebelah barat kota strategis Saraqib, ke Ain-Al-Havr.

Kesepakatan dengan Rusia telah menghentikan serangan rezim yang intensif di Idlib dan membawa perdamaian relatif ke negara yang dilanda perang itu.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x