Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Daily Sabah pada Sabtu, 27 Februari 2021, sebelumnya hal itu sudah ditentukan oleh kesepakatan Rusia-Turki 2018 yang dicapai di Sochi.
Para pejabat menjelaskan bahwa kecuali rezim mundur, operasi militer Turki akan segera dilakukan.
Militer Turki mempertahankan 12 pos pengamatan di Idlib, yang didirikan untuk mencegah serangan rezim.
Akan tetapi, selama berbulan-bulan wilayah tersebut telah berada di bawah serangan Bashar Assad yang brutal dan sembarangan, sering kali disertai dengan dukungan udara Rusia.
Baca Juga: Penculik Bersenjata Nigeria Bebaskan 42 Korban yang Diculiknya, Termasuk 27 Siswa Sekolah Asrama
Kementerian Pertahanan Turki mengatakan bahwa selama operasi hampir seminggu, hampir lebih dari 3000 elemen rezim yang telah terbunuh di wilayah Idlib.
Serangan itu juga menghancurkan ratusan perangkat keras militer termasuk tank, howitzer, pesawat terbang, helikopter, drone, sistem pertahanan udara, dan kendaraan lapis baja.
Presiden Recep Tayyip Erdoğan, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada 5 Maret untuk membahas situasi di Idlib.
Setelah negosiasi, mereka mengumumkan bahwa gencatan senjata akan dimulai pada tengah malam.
Baca Juga: Tiongkok Larang Impor Nanas Taiwan, Presiden Taiwan Serukan Warga Makan Nanas