Amerika Serikat menyatakan turut berduka dengan kematian itu dan mengutuk penggunaan kekerasan terhadap para demonstran, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Militer mengatakan seorang polisi juga tewas karena luka-luka yang dideritanya.
Baca Juga: Kembali Buat Heboh, Episode The Simpsons Bak Ramal Sosok Senator Ted Cruz
Sementara itu, Penasihat Negara Tiongkok dan Menteri Luar Negeri Wang Yi melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi untuk membahas situasi terbaru di Myanmar.
“Gejolak yang terus berlanjut di Myanmar bukanlah untuk kepentingan Myanmar dan rakyatnya, juga bukan untuk kepentingan bersama negara-negara kawasan lainnya,” kata Wang, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.
Ia juga mengatakan bahwa Beijing menyambut baik inisiatif Indonesia, dan siap melakukan koordinasi erat dengan ASEAN dalam meredakan situasi.
Baca Juga: Sandiaga Uno Tiba-tiba Sampaikan Kabar Duka: Terima Kasih Atas Semua Jasa untuk Bangsa
Para demonstran menuntut pemulihan pemerintahan terpilih, pembebasan Aung San Suu Kyi dan penghapusan konstitusi 2008, yang dibuat di bawah pengawasan militer.
Konstitusi itu memberi tentara peran yang lebih menentukan dalam politik.
Ke Jung, seorang pemimpin pemuda dari minoritas Naga dan penyelenggara protes yang dilakukan oleh oleh minoritas di Kota Utama Yangon, mengatakan para pengunjuk rasa juga menuntut sistem federal.***