Iran Ngotot Terus Produksi Uranium, Tiga Negara E3 Berikan Kecaman Keras

- 13 Februari 2021, 15:00 WIB
 Ilustrasi nuklir,
 Ilustrasi nuklir, //Pixabay/enriquelopezgarre / 1169 images

PR CIREBON - Kelompok 'E3' dari kekuatan Eropa terkemuka yakni Prancis, Jerman, dan Inggris mengutuk keputusan Iran untuk memproduksi uranium, yang disebut telah melanggar komitmen Iran kepada komunitas internasional.

Pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah mengatakan awal pekan ini Iran telah menindaklanjuti rencananya untuk membuat logam uranium dan hal itu membuat Prancis, Jerman dan Inggris geram. 

Sebelumnya, Iran memperingatkan negara-negara Barat dengan niatnya untuk memproduksi bahan yang dapat digunakan untuk membuat inti senjata nuklir.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Episode 166: Akankah Andin dan Aldebaran Membatalkan Perceraiannya?

“Kami sangat mendesak Iran untuk menghentikan kegiatan ini tanpa penundaan, dan untuk tidak mengambil langkah-langkah baru yang tidak patuh pada program nuklirnya," kata E3 dalam sebuah pernyataan.

Mereka juga mengatakan, dalam ketidakpatuhannya, Iran telah merusak kesempatan untuk membuat diplomasi baru untuk sepenuhnya mewujudkan tujuan JCPoA.

"Kami tegaskan bahwa Iran tidak memiliki pembenaran sipil yang kredibel untuk kegiatan ini, yang merupakan langkah kunci dalam pengembangan senjata nuklir," kata pernyataan ketiga negara itu, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al-Arabiya pada Jumat, 12 Februari 2021.

Dikatakan bahwa berdasarkan kesepakatan nuklir, Iran berkomitmen untuk tidak terlibat dalam memproduksi atau memperoleh logam uranium selama 15 tahun.

Baca Juga: 5 Manfaat Makanan Pedas, Mencegah Kanker hingga Memperpanjang Umur!

Kesepakatan nuklir itu bertujuan untuk memberikan pencabutan sanksi internasional secara bertahap terhadap Iran, dengan imbalan perlindungan Teheran tidak akan mencari senjata nuklir.

Akan tetapi pada dasarnya perjanjian tersebut hampir mati ketika AS mulai menarik diri, sementara Teheran terus meningkatkan pekerjaan nuklirnya yang melanggar perjanjian.

Analis mengatakan, hanya ada sedikit peluang pada tahun ini, untuk membawa AS kembali ke perjanjian.

Pemerintahan Joe Biden tampak tidak sabar untuk bergerak cepat, sementara prospek memenangkan pemilihan presiden Iran akhir tahun ini juga tampak besar.

Baca Juga: 5 Manfaat Makanan Pedas, Mencegah Kanker hingga Memperpanjang Umur!

Namun, hal itu membutuhkan diplomasi yang halus, untuk bergerak maju, dengan Gedung Putih bersikeras agar Iran harus mematuhi kesepakatan, sebelum AS kembali.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: english alarabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah