PR CIREBON – Pengumuman vaksin Sputnik V sebagai vaksin yang digunakan di Iran memicu perdebatan internal di negara tersebut.
Vaksin Sputnik V asal Rusia menjadi vaksin pertama yang disetujui pemerintah Iran melalui Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada pekan lalu.
Vaksin Sputnik V nantinya digunakan untuk keperluan darurat. Selain itu, Iran juga bertujuan untuk mulai memproduksi vaksin itu dalam waktu dekat bersama dengan Rusia.
Baca Juga: Anjing di Jerman Dapat Deteksi Virus Covid-19 pada Tubuh Manusia dengan Ketepatan 94 Persen
Namun, publik dan pejabat kesehatan terjebak dalam perdebatan tentang penggunaan vaksin Sputnik V.
Pesan utama ketidakpercayaan yang ditujukan pada Sputnik V datang dari salah satu pakar penyakit menular terkemuka Iran, Minoo Mohraz.
Mohraz merupakan tokoh terkemuka Iran yang berdedikasi dalam upaya untuk memproduksi vaksin lokal.
Mohraz mengatakan dia tidak akan menggunakan vaksin karena belum disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau Badan Obat Eropa.