Kritiknya menuai teguran keras dari Kianoush Jahanpour, juru bicara Administrasi Makanan dan Obat Iran.
Jahanpour mengatakan Mohraz tidak memiliki ‘status’ untuk mempertimbangkan vaksin Covid-19 asing mana yang akan digunakan di Iran.
Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki mengatakan setiap klaim yang mengatakan bahwa negara mengimpor vaksin yang tidak aman, sama dengan sebuah ‘pengkhianatan nasional’.
Pemerintah Iran menampik klaim yang menyatakan bahwa mereka membeli Sputnik V karena alasan keuntungan politik.
Baca Juga: Peneliti Tiongkok Buat Alat Manipulasi Cuaca dengan Tingkat Kebisingan Suara Setara Pesawat Jet
Lebih lanjut, hampir 100 anggota Dewan Medis Iran menandatangani surat yang dialamatkan kepada Presiden Rouhani untuk menolak penggunaan vaksin asal Rusia tersebut.
Surat itu menyatakan bahwa membeli vaksin Sputnik V sebelum persetujuan internasional bisa ‘berbahaya’.
“Tampaknya pertimbangan diplomatik dalam pembelian vaksin ini menghalangi evaluasi standarnya,” tulis mereka, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera pada Jumat 5 Februari 2021.
Kepala komisi kesehatan parlemen, Hosseinali Shahriari mengatakan dia tidak akan menggunakan vaksin Sputnik V dan cenderung menyarankan agar yang lebih dahulu divaksin adalah pejabat.***