Tetapi sebuah studi oleh para peneliti di KCL, membandingkan tingkat kematian di Inggris dari 55.000 pasien dari September hingga Desember.
Dari hasil penelitian menemukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara wilayah dengan banyak kasus B.1.1.7 di selatan dan timur negara itu, dan daerah dengan angka infeksi lebih rendah.
Baca Juga: 130.000 Turisnya Kunjungi UEA, Israel Tengah Cari Jalan Perkuat Koridor Perdagangan Bilateral
Mereka mencatat bahwa gejala yang menunjukkan tingkat keparahan penyakit juga cenderung sesuai pada pasien dengan kedua varian tersebut.
Mereka menambahkan bahwa pada tingkat 0,7 persen, tingkat kasus infeksi ulang pada pasien yang menderita B.1.1.7 secara efektif sama dengan pasien dengan jenis aslinya.
"B.1.1.7 tampaknya tidak mengubah gejala, keparahan atau durasi COVID-19 saat kami memperhitungkan perubahan musim dan usia orang yang terkena dampak," ujar Dr. Claire Steves, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian.
Tetapi Dr. Mark Graham, pemimpin studi tersebut, berkata bahwa makalahnya menambah bukti yang berkembang bahwa varian baru lebih cepat ditularkan daripada varian lama. ***