Kisruh Myanmar, Joe Biden Tuntut Militer Kembalikan Kekuasaan: AS Akan Bela Demokrasi Dimanapun Ia Diserang

- 2 Februari 2021, 14:15 WIB
Presiden AS, Joe Biden.
Presiden AS, Joe Biden. //the White House

Tetapi pemimpin demokrasi Myanmar yang pernah menjadi ikon, Aung San Suu Kyi menuai kritik Barat atas keengganannya untuk mengutuk pembunuhan massal Muslim Rohingya.

Pada Senin, Aung San Suu Kyi ditangkap oleh militer Myanmar bersama politisi lainnya setelah partainya kembali mencetak kemenangan besar dalam pemilihan umum pada November lalu.

"Amerika Serikat memperhatikan orang-orang yang mendukung rakyat Burma di saat-saat sulit ini," kata Joe Biden, yang kemungkinan besar merujuk pada Tiongkok.

Ia menyatakan pihaknya akan bekerja dengan mitra di seluruh kawasan dan dunia untuk mendukung pemulihan demokrasi dan supremasi hukum. 

Baca Juga: Kemenparekraf Launching SBMPTNP, Pendaftaran Resmi Dibuka oleh Sandiaga Uno!

Serta meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab untuk membatalkan transisi demokrasi Burma.

Sebagai informasi, alasan pengambilalihan tersebut sebagian karena kegagalan pemerintah untuk bertindak atas klaim militer atas penipuan pemilih dalam pemilihan November lalu.

Pihak militer, yang dikenal sebagai Tatmadaw, menuduh adanya kecurangan suara besar-besaran dalam pemilu, meski gagal memberikan bukti.

Aung San Suu Kyi yang berusia 75 tahun sejauh ini adalah politisi paling dominan di negara itu, dan menjadi pemimpin de facto negara itu setelah memimpin perjuangan tanpa kekerasan selama puluhan tahun melawan kekuasaan militer.

Baca Juga: Akibat Cuaca Ektrem di Cirebon, Pohon Tumbang Timpa Kabel PLN hingga Akses Jalan Sempat Terhenti

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x