PR CIREBON - Militer Myanmar menahan para pemimpin dan pejabat Myanmar pada hari Senin, 1 Februari 2021.
Hal itu dilakukan militer Myanmar untuk merebut kekuasaan dalam kudeta kurang dari 10 tahun setelah menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil.
Diketahui, Militer Myanmar telah menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan tokoh senior lainnya dari partai yang berkuasa.
Baca Juga: Disebut Obat 'Doping' ISIS, 14,5 Juta Tablet Narkotika Jenis Captagon Diselundupkan ke Arab Saudi
Militer mengatakan mereka melakukan penahanan itu sebagai tanggapan atas penipuan dalam pemilihan umum November lalu, yang dimenangkan telak oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi.
Sebuah pernyataan di televisi milik militer mengatakan Jenderal Senior Min Aung Hlaing sekarang menguasai negara itu dan keadaan darurat telah diberlakukan selama satu tahun.
"Dengan situasi yang kami lihat terjadi sekarang, kami harus berasumsi bahwa militer melakukan kudeta," terang Myo Nyunt, juru bicara NLD.
Baca Juga: Gencar Telusuri Asal-usul Virus Corona, Tim Penyelidik WHO Kunjungi Pasar Hewan Wuhan
Atas aksi kudeta tersebut, sejumlah negara pun langsung bereaksi menentang aksi militer Myanmar tersebut.