Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Aljazeera, atas tawaran visa tersebut, pemerintah Tiongkok marah.
Sebagaimana diketahui, pada hari Jumat 29 Januari 2021, pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa paspor BNO tidak lagi diakui sebagai dokumen perjalanan atau ID yang sah.
Langkah itu sebagian besar bersifat simbolis karena warga Hongkong cenderung menggunakan paspor atau kartu identitas mereka sendiri untuk meninggalkan kota.
Namun Beijing mengatakan pihaknya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
Hal ini meningkatkan kekhawatiran pihak berwenang mungkin mencoba menghentikan penduduk Hongkong untuk pergi ke Inggris.
Baca Juga: Selesai Lakukan Karantina, Tim Penyelidik Covid-19 WHO Kunjungi Rumah Sakit di Wuhan Tiongkok
Sementara itu, konflik internal yang terjadi antara Tiongkok dan Hongkong tersebut telah membuat ribuan orang melarikan diri dari wilayah tersebut.
Cindy, seorang pengusaha wanita dan ibu dari dua anak kecil, meninggalkan Hongkong ke London minggu lalu.
“Melarikan diri seperti ini jelas tidak mudah. Tetapi keadaan menjadi lebih buruk tahun lalu, pemerintah benar-benar mengusir kami,” katanya kepada kantor berita The Associated Press.