Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Saat Protes di Rusia, Menuntut Pembebasan Kritikus Alexei Navalny

- 24 Januari 2021, 07:15 WIB
Ilustrasi protes./Pixabay/Benny B2R.*
Ilustrasi protes./Pixabay/Benny B2R.* /

Dan telah menantang pejabat Jerman untuk memberikan bukti keracunannya.

Rusia menolak untuk membuka penyelidikan kriminal lengkap, dengan alasan kurangnya bukti bahwa Navalny diracun.

Baca Juga: Bareskrim Polri Cek Penyebab Banjir Kalimantan Selatan, Veronica Koman Beri Komentar Menohok

Bulan lalu, Alexei Navalny merilis rekaman panggilan telepon yang dia lakukan kepada seorang pria yang dia gambarkan sebagai tersangka anggota sekelompok perwira Dinas Keamanan Federal, atau FSB.

Konon meracuninya pada Agustus dan kemudian mencoba menutupinya. Sementara itu, FSB menolak rekaman itu dan mengatakannya sebagai rekaman palsu.

Dalam pemerintahan Rusia, Navalny telah menjadi duri di pihak Kremlin selama satu dekade, dan telah bertahan sangat lama dalam gerakan oposisi yang sering kali terdemoralisasi oleh represi.

Baca Juga: Pasca Pelantikan Presiden Joe Biden, Lebih Dari 150 Pengawal Nasional Dinyatakan Positif Virus Corona

Alexei Navalny telah dipenjara berulang kali sehubungan dengan protes dan dua kali dihukum karena kesalahan keuangan dalam kasus-kasus yang menurutnya bermotif politik.

Alexei Navalny menderita kerusakan mata yang parah ketika seorang penyerang melemparkan desinfektan ke wajahnya.

Alexei Navalny dibawa dari penjara ke rumah sakit pada tahun 2019 dengan penyakit menurut pihak berwenang sebagai reaksi alergi, tetapi banyak yang curiga adalah keracunan.***

Halaman:

Editor: Egi Septiadi

Sumber: USA TODAY


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x