Tak Percaya Virus Corona, Pasangan Penganut Teori Konspirasi Malah Kritis Karena Covid-19

- 15 Januari 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. //Pixabay

Dr Malar menuliskan bahwa pasien tidak melakukan kontak dekat sehingga dia tidak bisa dipaksa untuk melakukan tes swab, jadi dia dibebaskan dan hanya diberi obat-obatan.

Diketahui bahwa pada hari keenam, pasien masih dalam keadaan tidak sehat, tetapi ceritanya sama. Pasien tidak mengalami demam, dan tidak ada gejala Covid-19 lainnya.

“Kali ini setelah pemeriksaan, dokter mendengar suara yang buruk di paru-paru. Mereka melakukan rontgen dada dan dokter melihat infeksi covid seperti 'Pneumonia'. Sekali lagi, mereka menyarankan dan membujuk pasien untuk melakukan tes usap. Meski begitu, pasien tetap menolak,” ujar Dr Malar.

Pasien itu tidak mau dites karena suaminya mengatakan bahwa itu bukan Covid-19, karena sejatinya virus itu hanyalah sebuah kosnpirasi.

Baca Juga: Tegur Raffi Ahmad, Sherina Munaf Dapat Apresiasi dari KawalCovid19

Akibat sikap keras kepala pasien untuk menjalani tes usap, kondisi kesehatannya semakin memburuk saat memasuki hari kesembilan.

Karena kondisinya yang terus memburuk, akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit dan dilakukan tes usap dan hasilnya positif, tetapi sang suami tetap bersikeras bahwa itu adalah konspirasi.

Menurut Dr Malar, yang mengejutkan adalah pengakuan jujur yang dibuat pasien begitu hasilnya dipastikan positif Covid-19.

Mereka berdua mengaku mengalami demam selama 10 hari, diare 10-15 kali sehari karena mereka mengonsumsi lebih banyak vitamin C daripada yang mereka butuhkan, itulah sebabnya tes darah ginjal menunjukkan angka yang tinggi.

Baca Juga: Tagar #TangkapAhokdanRaffi Trending, Gus Umar Tantang Polri Tangkap Raffi Ahmad Cs

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: World Of Buzz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah