PR CIREBON - Minggu lalu Amerika Serikat (AS) dilanda demonstrasi besar-besaran dari pendukung fanatik Donald Trump.
Para pendukung Donald Trump melakukan demo dengan mengepung dan memasuki gedung Capitol.
Semua itu dilakukan pendung Doland Trump untuk menolak pengesahan presiden terpilih AS ke-46, Joe Biden.
Baca Juga: Kecelakaan Pesawat Masih Terjadi di Indonesia, Media Asing: Ada Kemajuan Nyata Kualitas Penerbangan
Aksi demo di gedung Capitol yang dilakukan para pendukung Donald Trump itu kemudian mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, termasuk perusahaan media sosial.
Media sosial Twitter misalnya, memblokir permanen akun milik Presiden ke-45 yaitu @realDonaldTrump.
Memang, Twitter tak memblokir berdasarkan hanya dari demo itu, namun dari pertimbangan pola perilaku akun Trump dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Pemimpin Aliran Sesat Harun Yahya Diadili atas Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur
Menurut Twitter, cuitan Trump dapat dimobilisasi oleh audiens yang berbeda, termasuk untuk menghasut kekerasan.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Verge, menyusul pemblokiran akun Trump, para pendukungnnya mengumumkan rencana untuk melakukan demo di depan markas Twitter di San Francisco melalui diskusi forum Donald.win.
Alih-alih akan ada kejadian masif, yang terjadi adalah demo yang cukup sunyi.
Baca Juga: Arab Saudi Dukung Milisi Houthi Ditetapkan sebagai Teroris Global
Sebab, hanya satu pengunjuk rasa pro-Trump yang hadir di markas Twitter.
Acara itu juga dihadiri dua orang anti-demo yang berterima kasih atas keputusan Twitter untuk memblokir akun Trump.***