Harun Yahya dan Pendukungnya Divonis 1075 Tahun Penjara Oleh Pemerintah Turki, Siapa Dia?

- 12 Januari 2021, 08:19 WIB
Harun Yahya
Harun Yahya /Twitter/@fgeerdink/

PR CIREBON – Adnan Oktar atau yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai Harun Yahya, divonis 1075 tahun oleh Pemerintah Turki.

Harun Yahya, yang menulis buku tentang kreasionisme Islam, diadili di Istanbul bersama 236 tersangka anggota lain atau pendukung jaringannya, Anadolu Agency yang dikelola negara Turki.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Bloomberg, seorang Turki Televangelis Islam itu dijatuhi hukuman 1.075 tahun penjara karena menjalankan sekte puluhan tahun yang anggotanya dituduh melakukan kejahatan mulai dari pelecehan seksual hingga pemerasan, pencucian uang dan bahkan spionase.

Baca Juga: Sinyal Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 Berhasil Dilokalisir, Tim SAR Ungkap Kendala Pencarian

Dia menjadi terkenal di Turki selama bertahun-tahun, terutama untuk acara TV provokatif yang disiarkan di salurannya sendiri.

Di layar TV, pemimpin sekte itu mengelilingi dirinya dengan wanita muda yang dia sebut "anak kucing", yang sering kali mengenakan pakaian terbuka saat dia menyampaikan pendapat tentang masalah agama dan politik.

Harun Yahya dan para pengikutnya juga pernah ditangkap pada tahun 2018 karena kontroversi acaranya tersebut dan saluran TV-nya ditutup.

Di Indonesia sendiri, Harun Yahya terkenal sebagai ilmuwan sains muslim yang teor-teorinya banyak digemari.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Dapat Lampu Hijau MUI dan BPOM, dr. Tirta Siap Siarkan Langsung saat Divaksin

Teori yang paling dikenal ialah penentangannya terhadap teori Darwin soal evolusi. Harun Yahya merasa bahwa teori itu telah menjadi ideologi yang digunakan untuk menyebarkan materialisme dan ateisme, serta berbagai ideologi terkait lainnya.

Dia secara pribadi mendanai pamflet yang berjudul ‘Atlas Penciptaan’ yang menggabungkan mistisisme dengan retorika ilmiah.

Pada tahun 2007, ia mengirim ribuan kopi Atlas Penciptaan untuk menyebarkan kreasionisme Islam di kalangan museum ilmiah, anggota Kongres, dan Ilmuwan Amerika.

Namun buku buatannya mendapat respon negatif, diantaranya karena sejumlah kesalahan yang dilakukannya, termasuk saat menyebut gambar ular laut sebagai belut.

Baca Juga: FBI Peringatkan Akan Adanya Protes Bersenjata Jelang Pelantikan Joe Biden

Kontroversi lain adalah saat ia memasukkan gambar umpan pancing milik Graham Owen tanpa izin. Meski kemudian ia memperbaiki kesalahan-kesalahannya di versi daring miliknya, sejumlah pihak masih menyindirnya dengan mengatakan buku Atlas Penciptaannya telah 'berevolusi'.

Harun Yahya atau yang memiliki nama asli Adnan Oktar itu dilahirkan di Ankara, Turki pada 2 Februari 1956. Dia tumbuh besar di Ankara, dan tinggal di sana hinggal lulus SMA.

Di sana pula dia mempelajari karya-karya Said Nursi, seorang cendekiawan Muslim Kurdi yang menulis Risale-i Nur, sebuah ulasan Qur'ani yang meliputi ideologi keagamaan dan politik yang komprehensif.

Adnan Oktar menetap di Ankara hingga akhirnya pindah ke Istanbul pada tahun 1979. Dia telah membuat ratusan buku, buklet, poster, dokumenter, dan CD.

Baca Juga: Bantu Evakuasi Longsor Sumedang, Ridwan Kamil: Korban akan Dipindahkan ke Pemukiman Baru

Buku-bukunya dibuat dengan mewah, dengan kertas berkualitas tinggi dan penuh gambar berwarna,[13] dan dijual di toko buku Islam di seluruh dunia. ***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x